Kantin Kejujuran Tingkatkan Pendapatan Penjual | ||||||
Oleh wirnadianhar | ||||||
| ||||||
Klik untuk melihat foto lainnya... | ||||||
Kantin kejujuran dan koperasi kejujuran yang diluncurkan pada 9 Desember 2008 lalu di SD Negeri Jetis III Lamongan, SMP Negeri 2 Lamongan dan SMK Negeri 1 Lamongan dinilai efektif melatih dan meningkatkan kejujuran siswa. Hasilnya kantin di sekolah tersebut tidak ada yang merugi meskipun tidak meraih keuntungan terlalu besar. Dengan adanya Koperasi Kejujuran di SDN Jetis III bisa meningkatkan omzet setiap harinya. Kepala SD Negeri Jetis III Lamongan, Kamis (1/1) Supriatin menuturkan selain melatih kejujuran dengan koperasi kejujuran juga melatih siswa belajar berhitung. Sejak diberlakukan koperasi kejujuran 9 Desember lalu dalam sehari koperasi sekolahnya mampu meraup pendapatan antara Rp 600.000 hingga Rp 1,2 juta. Sebelum adanya koperasi kejujuran hanya mampu memberikan pemasukan Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari. "Siswa kami menyambut baik sistem koperasi kejujuran yang mendidik siswa untuk jujur dengan melayani dirinya sendiri tanpa ada yang mengawasi. Mereka tidak harus menunggu penjaga saat mereka memerlukan barang yang dibutuhkan. Mereka cukup mengambil barang yang dibeli dan menaruh uang di tempat yang disediakan dan mengambil uang kembalian sesuai harga barang," papar Supriatin. Pelaksanaan koperasi kejujuran di SD Negeri Jetis III hanya mengalami kendala kecil khususnya siswa kelas I yang kurang mengerti saat mengambil uang kembalian. Kadang ada yang mengambil kembalian lebih tetapi juga ada yang kurang. "Bahkan ada juga yang tidak mengambil uang kembalian, sehingga untuk siswa kelas I kami masih mengawasi dari jauh," katanya. Sementara itu penerapan kantin kejujuran di SMK Negeri 1 Lamongan juga berjalan lancar. Sejak adanya kantin kejujuran sekolah pernah merugi sekali Rp 4.300. Kerugian ini bukan karena kecurangan siswa, namun karena kesalahan siswa saat mengambil kembalian. Namun, kerugian tersebut telah tertutupi. Dalam sehari kantin kejujuran di sekolah kejuruan tersebut mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 200.000 hingga Rp 250.000. Kepala SMK Negeri 1 Lamongan Bambang Sidik mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan siswa, setiap upacara bendera hari Senin siswa diingatkan tentang kantin kejujuran dan sanksi yang akan diterima jika terbukti curang. Sementara pengelola koperasi kejujuran di SMP Negeri 2 Lamongan Sulistyowati menyatakan meskipun berjalan lancar, namun masih ada satu atau dua siswa yang kedapatan bertindak curang. Namun tindakan tersebut tidak mengakibatkan kerugian koperasi yang dikelolanya karena cepat ditangani. Menurut dia siswa yang kedapatan curang tidak mendapatkan hukuman, namun diajak bicara dari hati ke hati. "Alhamdulillah ternyata cara ini ampuh untuk mendidik anak berbuat jujur," kata Sulistyowati. Sumber : Kompas edisi Kamis / 1 Januari 2009 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar