q Dana Sekolah Gratis Belum Cair
LUBUKLINGGAU-Lembaga Studi dan Pemberdayaan Pendidikan (Literasi) sebagai salah satu elemen masyarakat di Kota Lubuklinggau yang peduli terhadap masalah pendidikan, mensinyalir dalam proses belajar mengajar masih mengalami kendala. Salah satunya, hingga kini baik SD, SMP, SMA/SMK di Kota Lubuklinggau belum menerima bantuan dari pemerintah berupa biaya operasional sekolah atau sering disebut kompensasi sekolah gratis terhitung Januari hingga Maret 2010.
Ketua Literasi, Agustunizar menjelaskan, berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata bukan Kota Lubuklinggau saja yang belum menerima bantuan itu tapi juga daerah lain seperti Kabupaten Musi Rawas.
Padahal, lanjutnya, kita semua tahu bahwa dalam proses KBM membutuhkan kertas, tinta komputer, listrik serta fasilitas lain yang kesemuanya itu memerlukan biaya (cost). Terlebih tak lama lagi siswa-siswi akan menghadapi Ujian Nasional (UN).
“Ironisnya, berdasarkan pantauan kami, sejumlah guru honor di beberapa sekolah swasta maupun negeri hingga sekarang belum menerima gaji karena terkendala belum cairnya dana sekolah gratis dimaksud. Melihat kondisi ini, kami menilai belum ada keseriusan pemerintah untuk mencari alternatif terbaik guna mengatasi persoalan tersebut. Padahal di sisi lain UN semakin dekat,” ungkapnya.
Lebih tragis lagi, masih banyak oknum mengatasnamakan LSM atau sebutan lain yang diduga melakukan pemerasan terhadap kepala sekolah dengan modus minta sumbangan atau menjual tabloid tapi terkesan memaksa.
“Pernah suatu kejadian di tempat saya mengajar, ada oknum mengatasnamakan LSM meminta sumbangan, dan kebetulan saya yang melayani oknum bersangkutan. Waktu itu saya berkata kepada oknum tadi, mohon maaf, pihak sekolah belum bisa memberikan bantuan karena sedang tak ada dana. Ternyata oknum tersebut dengan nada tinggi malah memaksa meminta sumbangan dan mendesak ingin bertemu kepala sekolah. Kejadian diatas bukan sekali atau dua kali terjadi, tapi sudah berulang kali,” ceritanya.
Apabila persoalan semacam ini tidak cepat diantisipasi, sambung Agustunizar, tentu saja akan berdampak preseden buruk terhadap dunia pendidikan.
“Saya mengimbau kepada rekan-rekan guru untuk tetap mengajar walaupun sejauh ini honornya belum diterima. Dan kepada pihak manajemen sekolah, apabila ada oknum-oknum yang diduga melakukan pemerasan seperti yang saya ceritakan di atas, jangan takut kami siap membantu. Bahkan kami juga bersedia mendampingi untuk melaporkannya ke pihak berwajib,” tegasnya.
Kepada oknum yang mengatasnamakan LSM, silakan melakukan kontrol sosial, tapi dalam rangka konstruktif. Bila ada indikasi tindak pidana korupsi silakan dilaporkan ke aparat hukum, jangan hanya menakut-nakuti yang akhirnya memeras. “Pendidikan kita akan semakin terpuruk bila kejadian semacam ini tidak cepat diatasi bersama,” pungkasnya.(03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar