Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilaku bukan sudut pandang pengamatan.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan diri secara individu untuk mengenal diri mereka sendiri bahwa mereka adalah pribadi yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi yang ada pada diri mereka.
Adalah Carl Rogers yang lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Chicago sebagai tokoh penting dalam teori belajar humanistik. Rogers membedakan dua tipe belajar yakni kognitif (kebermaknaan) dan experiential (pengalaman)
Menurut Rogers, yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip Pendidikan dan Pembelajaran, yaitu : 1) menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal- hal yang tidak ada artinya. 2) Siswa akan mempelajari hal- hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 3) pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan referensi dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4) belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dalam bukunya Freedom To Learn, diuraikannya mengenai prinsip- prinsip humanistik yaitu:
· Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.· Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
· mempunyai relevansi dengan maksud – maksud sendiri.
· Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam & cenderung untuk ditolaknya.
· Tugas tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman- ancaman dari luar semakin kecil.
· Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah,pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
· Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
· Belajar diperlancar bilamana siswa melibatkan dalam proses belajar dan ikut tanggung jawab terhadap proses belajar itu.
· Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa secara utuh baik perasaan maupun intelektualitasnya, merupakan cara yang memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
· Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri, juga penilaian dari orang lain merupakan cara ke dua yang penting.
· Belajar yang paling berguna secara sosial didalam dunia modern adalah belajar mengenai proses belajar. Serta keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan menyatukannya terhadap diri sendiri.
Aplikasi Teori Humanistik lebih merujuk pada spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil belajar yang secara umum:
1. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.
2. Mendorong siswa untuk peka berfikir kritis,memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
3. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat memilih pilihannya sendiri,melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari prilaku yang ditunjukkan.
4. Guru menerima siswa apa adanya,berusaha memahami jalan pikiran siswa,tidak menilai secara normative tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan / proses belajarnya.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
6. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok diterapkan untuk materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, moral, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial.
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma yang berlaku, disiplin.
Inti dari pendekatan humanistik pada proses belajar adalah bagaimana guru dapat berlaku sebagai fasilitator bagi anak didiknya. Hal ini populer pada perlakuan pendekatan pembelajaran di Indonesia yang dikenal dengan PAKEM atau Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan yang secara teori berangkat dari menyatukan teori humanistik dan teori pembelajaran langsung atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar