Judul Artikel: Selayang pandang Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) di SLTP di Indonesia
Topik: Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) bagi siswa SLTP
Technology is a broad concept that deals with human as well as other animal species' usage and knowledge of tools and crafts, and how it affects a species' ability to control and adapt to its environment. Technology is a term with origins in the Greek technología (τεχνολογία) — téchnē (τέχνη), 'craft' and -logía (-λογία), the study of something, or the branch of knowledge of a discipline. However, a strict definition is elusive; "technology" can refer to material objects of use to humanity, such as machines, hardware or utensils, but can also encompass broader themes, including systems, methods oforganization, and techniques. The term can either be applied generally or to specific areas: examples include "construction technology", "medical technology", or "state-of-the-art technology".
The human species' use of technology began with the conversion of natural resources into simple tools. The prehistorical discovery of the ability to control fire increased the available sources of food and the invention of the wheel helped humans in travelling in and controlling their environment. Recent technological developments, including the printing press, the telephone, and the Internet, have lessened physical barriers to communication and allowed humans to interact freely on a global scale. However, not all technology has been used for peaceful purposes; the development of weapons of ever-increasing destructive power has progressed throughout history, from clubs to nuclear weapons.
Technology has affected society and its surroundings in a number of ways. In many societies, technology has helped develop more advancedeconomies (including today's global economy) and has allowed the rise of a leisure class. Many technological processes produce unwanted by-products, known as pollution, and deplete natural resources, to the detriment of the Earth and its environment. Various implementations of technology influence the values of a society and new technology often raises new ethical questions. Examples include the rise of the notion of efficiency in terms of human productivity, a term originally applied only to machines, and the challenge of traditional norms.
Philosophical debates have arisen over the present and future use of technology in society, with disagreements over whether technology improves the human condition or worsens it. Neo-Luddism, anarcho-primitivism, and similar movements criticise the pervasiveness of technology in the modern world, opining that it harms the environment and alienates people; proponents of ideologies such as transhumanism and techno-progressivism view continued technological progress as beneficial to society and the human condition. Indeed, until recently, it was believed that the development of technology was restricted only to human beings, but recent scientific studies indicate that other primates and certain dolphin communities have developed simple tools and learned to pass their knowledge to other generations.
ABSTRACT
Seperti kita ketahui saat ini, terasa atau tidak terasa, suka atau tidak suka, kita sedang terbawa oleh perubahan zaman yang sangat besar yang menyangkut segala aspek kehidupan menuju suatu era yang disebut dengan era globalisasi. Sejauh mana kita berperan serta dalam era globalisasi tersebut.
Sebenarnya yang diinginkan bangsa Indonesia adalah kita sebagai bangsa yang besar harus dapat berperan serta positif dalam era globalisasi ini, kita tidak ingin hanya menjadi obyek dan bulan-bulanan bangsa lain.Oleh sebab itu kita harus mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menyongsong era tersebut, salah satu alternatif adalah mempersiapkan sumber daya manusia melalui proses pendidikan. Jadi masalah utama yang harus dijawab dalam adalah model pengajaran apa yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka menyongsong era globalisasi. Salah satu alternatif adalah memperkenalkan IPTEK secara dini dalam pendidikan formal karena siswa-siswi kita adalah sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
A. Pendahuluan.
Basic Technology Education atau Pendidikan Dasar Teknologi merupakan materi pelajaran yang mengacu pada bidang IPTEK, dimana siswa diberi kesempatan untuk membahas dan mempelajari masalah teknologi di masyarakat, memahami dan menangani peralatan teknologi serta membuat produk teknologi sederhana melalui kegiatan merancang, membuat, menggunakan dan menganalisa dengan menggunakan metoda pemecahan masalah .
Kompetensi-kompetensi seperti mampu memecahkan masalah, mampu berpikir alternatif dan mampu mengevaluasi sendiri hasil pekerjaannya, dapat dikembangkan melalui BTE. Artinya BTE dapat mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan khusus agar dapat bekerja mandiri dalam kebersamaan serta berhasil di masa depannya.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kita akan dihadapkan pada perubahan dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, demikian juga halnya dengan kebudayaan juga akan berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK. Menghadapi keadaan ini masyarakat perlu diarahkan pada sikap "sadar teknologi" atau "melek teknologi".
Oleh karena itu langkah yang paling baik adalah IPTEK perlu diperkenalkan secara dini melalui pendidikan formal. Sehingga sangat relevan jika Pendidikan Teknologi Dasar diperkenalkan di sekolah khususnya SLTP, karena para siswa-siswi kita adalah aset sember daya manusia di masa yang akan datang. Melalui kegiatan Pendidikan Teknologi Dasar para tamatannya dapat lebih menyadari masalah teknologi seperti mamapu menangani produk teknologi, mampu membuat produk teknologi sederhana serta dapat menyadari bahwa produk teknologi sangat erat erat kainnya dengan masyarakat. Selain itu para siswa-siswi memiliki motivasi yang kuat untuk mempelajari teknologi lebih lanjut, misal sampai perguruan tinggi.
Di negara-negara yang telah maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Australia, Belgia dan sebagainya, pendidikan teknologi sudah diperkenalkan sejak akhir dasa warsa yang lalu dan saat ini telah dijadikan bagian dari kurikulum pokok pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan, selain itu di Afrika Selatan sudah dipersiapkan kurikulum yang disebut "kurikulum Afrika Selatan menuju tahun 2005" dan memasukkan pendidikan teknologi sebagai mata pelajaran pokok.
Di Indonesia sebenarnya telah ada gagasan untuk memperkenalkan pendidikan teknologi sebagai mata pelajaran yang terpisah, yaitu pada saat penyuusunan kurikulum tahun 1990-1991, tetapi akhirnya diputuskan oleh pemerintah, bahwa teknologi diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang sudah ada seperti Fisika, Kimia, Biologi dan sebagainya seperti yang kita lihat dalam kurikulum tahun 1994, misanya seperti pada mata pelajaran IPA telah diperkenalkan kegiayan merancang dan membuat dengan mengaplikasikan konsep Fisika dengan kebutuhan siswa di masyarakat. Di SLTP terdapat 10 %-15 % kegiatan teknologi dalam bentuk merancang dan membuat.
Pada saat ini di Indonesia Pendidikan Teknologi Dasar (BTE) mulai diperkenalkan dalam mata pelajaran yang terpisah dan masih merupakan proyek rintisan dan percontohan, kegiatan ini di perkenalkan di Indonesia atas kerjasam . Departement Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Departement Pendidikana dan Kebudayaan pemerintah Kerajaan Belanda, secara operasional kegiatan ini di laksanakan oleh SLO ( Pusat kurikulum Belanda ) dan Direktorat Sekolah Swasta ( Ditsiswa ) Depdikbud Indonesia. Dan di tunjuk 4 sekolah swasta percontohan yaitu SLTP Taruna Bakti Bandung, SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung, SLTP Hang Tuah Ujung Pandang dan SLTP Katolik Ambon, semua nya adalah SLTP_SLTP swasta. Kurikulumnya dikembangkan oleh Balitbang Depdikbud, PPPG teknologi Bandung dan SLO ( Pusat Kurikulum Belanda ), sedangakan pengembangan materi dan metodeloginya dilakukan oleh PPPG Teknologi Bandung bekerja sama dengan Hoogeschool Van Utrecht ( Hvu ) Belanda.
B. Peluang Pendidikan Teknologi Dasar dalam Kurikulum SLTP Tahun 1994
Dalam era globalisasi, yang seperti telah dicanangkan oleh Presiden terdahulu bahwa Indonesia tahun 2003 - 2010akan memasuki pasar bebas, diaman setiap orang dapat melakukan aktifitas di Indonesia dengan kompetisi objektif, tanpa melihat asal usul kewarga negaraannya, hal itu berarti siap tidak siap, suka tidak suka, mau tidak mau semua masyarakat Indonesia harus berhadapan dan terlibat langsung dengan perkembangan Ilmu Perngetahuan dan Tenologi ( IPTEK ) yang sangat pesat, bagaikan "Air Bah" yang dapat menerjang siapa saja.
Kondisi terssebut dapat memberi peluang yang sanagt besar bagi kita, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan yang besar pula. Hanya saja tantangan yang besar itu jangann sampai menjadi ancaman, karen kita bangsa Indonesia tidak mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Untuk mengantisipasi keadaaan itu, pemerintah sejak tahun 1984 telah wajib belajar sembilan tahun oleh presiden Soeharto waktu itu, sehingga pada tahun 2003 di harapkan masyarakat Indonesia serendah-rendahnya berpendidikan SLTP.Pada kondisi tersebut, merupakan tonggak yang amat kritis karena ke majuan negara sangat bergantung kepda kwalitas sumber daya manusianya agar kita dapat bersaing secara global dengan cara kompotitf atau kooperatif.
Selain itu masyarakat indonesia harus "melek teknologi" (sadar teknologi), sehingga wawasan IPTEK perlu diperkenalkan secara dini kepada para siswa-siswi kita. Persoalannya sekarang adalah, apakah sistimm pendidikan yang sudah ada sekarang memungkinkan dapat meningkatkan wawasan IPTEK siswa ?, Apakah masih ada peluang lain untuk meningkatkan wawasan IPTEK siswa ?.
Kita tinjau kurikulum tentang Pendidikan Dasar yang telah disiapkan oleh pemerintah, dalam buku kurikulum pendidikan tahun 1994 tentang Pendidikan Dasar, penyajian mata pelajaran dimaksudkan agar lulusannya memperoleh bekal kemampuan dasar untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, warga negara dan anggota masyarakat serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (PP no 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Selanjutnya dalam buku Kurikulum Pendidikan Dasar : Landasan, Program dan Pengembangan dijelaskan bahwa "Kurikulum di SLTP lebih menekankan pada kemampuan siswa untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan lingkungan. Pengauasaan tersebut akan memudahkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara bertahap seperti berpikir teratur, kritis dalam memecahkan masalah sederhana serta sanggup bersikap mandiri dalam kebersamnaan" makna dari ungkapan tersebut diatas, mengisaratkan bahwa peluang memperkenalkan wawasan IPTEK sudah tersirat dalam kurikulum tahun 1994 dan wawasan IPTEK sudah seharusnya mulai diperkenalkan sjak di SLTP.
C. Apa Pendidikan Teknologi Dasar itu ?
Pendidikan Teknologi Dasar menurut HJ. Grover dapat didefinisikan sebagai pendidikan untuk massa depan yang memberi anak-anak muda kesempatan untuk mempelajari berbagai jenis bahan, proses, produk industri dan permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan dan pekerjaan dalam dunia teknologi (SLO, basic Technology Education, Nov. 1995). Definisi secara acurat sulit untuk diberikan karena teknologi berubah secara cepat.
Pendidikan Teknologi Dasar bertujuan memperkenalkan dan membiasakan para siswa-siswi terhadap dunia teknologi dengan aspek-aspek penting yang memungkinkan siswa dapat :
1. Mengembangkan berpikir kritis terhadap teknologi.
2. Mengembangkan kemampuan berpendapat tentang teknologi dan mampu menggambarkannya pada orang lain.
3. Mengidentifikasi dampak teknologi baik yang positif maupun yang negatif terhadap masyarakat dan lingkungan.
4. Memiliki wawasan dalam memilih profesi dalam bidang teknologi sehingga memiliki peran yang berarti di dalam masyarakat.
5. Memiliki motivasi untuk belajar lebih lanjut tentang teknologi.
6. Membiasakan diri bekerja sendiri dalam kebersamaan.
Teknologi bagi setiap anak dan masyarakat tidaklah sama, sebagai contoh anak yang berada di Jakarta mempunyai pandangan tentang teknologi yang sangat berbeda dengan anak yang berada di kota Menado, akan tetapi adan teknologi yang bersifat umum. Selain itu pada saat ini dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat anak akan mempunyai pandangan dasar tentang teknologi yang hampir sama dan menyadari bahwa teknologi berkembang sangat pesat.
Dalam pendidikan teknologi dasar setiap siswa akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap tiga pilar teknologi yaitu :
1. Penangan produk teknologi.
Para siswa dapat menggunakan produk teknologi secara tepat dan benar, baik berupa alat untuk memproduksi, maupun alat-alat ukur (instrumen), sehingga memberi kesempatan kepada para siswa untuk memahami kemampuan dan minatnya dalam bidang teknologi. Pada bagian ini para siswa belajar tentang teknologi dengan praktek dan praktikum dengan metoda pemecahan masalah dan pendekatan sistim.
2. Pembuatan produk teknik.
Para siswa diharapkan dapat menyadari bahwa teknologi sebagai suatu proses kegiatan yang dapat membuat sesuatu benda kerja yang dapat berfungsi dan bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Dalam bagian ini para siswa belajar bagaimana membuat produk teknik atau benda kerja yang dapat berfungsi dengan cara terlibat selama proses pembuatannya dan menggunakan produk teknologi sebagai alatnya. Benda yang dibuat oleh siswa adalah benda yang dapat berfungsi karena benda yang berfungsi akan memberikan motivasi yang tinggi pada diri para siswa untuk belajar lebih lanjut. Pada bagian ini para siswa akan belajar teknologi dasar dengan metoda : alur produksi, kunjungan industri, pemecahan masalahdan pendekatan sistim.
3. Teknologi dan masyarakat.
Teknologi sebagai suatu alat untuk memecahkan permasalahan manusia. Disini terdapat hubungan yang erat antara teknologi dengan ilmu pengetahuan lain di dalam masyarakat. Pada bagian ini para siswa belajar dengan metoda kunjungan industri, pemecahan masalah, alur produksi dan bekerja tematis.
Berdasarkan ketiga pilar tersebut diatas materi umum pendidikan dasar teknologi dikembangkan, dengan koposisi sebagai berikut : (a) Penanganan produk teknologi memerlukan waktu 30 %; (b) Pembuatan produk teknologi, meerlukan waktu 35 %; (c) Hubungan antara teknologi dengan masyarakat, memerlukan alokasi waktu 10 %. Sedangkan waktu yang tersisa sekitar 25 % dicadangkan untuk diisi dengan teknologi yang sifatnya lokal atau sesuai dengan perkembangan teknologi yang yang ada didekat lingkungan para siswa.
D. Buku Sumber.
1. ................., (1997) Basic Technology Education Curriculum Indonesia, Educaplan, Enschede, The Netherlands.
2. Doornekamp, B.G. (1995). Technology in Dutch Primary Education, National Institut for Curriculum Devellopment, The Netherlands.
3. Griffith, Alan K & Health, Nancy Parson, (1996), Student Secondary view about Technology, Journal Research in Science & Technology Education, Vol. 14, No. 2.
4. Sukadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih, (1997) Pengembangan Kurikulum, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
www.pendidikan.net
Science, Engineering, Technology and Education
The distinction between science, engineering and technology is not always clear. Science is the reasoned investigation or study of phenomena, aimed at discovering enduring principles among elements of the phenomenal world by employing formal techniques such as the scientific method. Technologies are not usually exclusively products of science, because they have to satisfy requirements such as utility, usability and safety.
Engineering is the goal-oriented process of designing and making tools and systems to exploit natural phenomena for practical human means, often (but not always) using results and techniques from science. The development of technology may draw upon many fields of knowledge, including scientific, engineering, mathematical, linguistic, and historical knowledge, to achieve some practical result.
Technology is often a consequence of science and engineering — although technology as a human activity precedes the two fields. For example, science might study the flow of electronsin electrical conductors, by using already-existing tools and knowledge. This new-found knowledge may then be used by engineers to create new tools and machines, such assemiconductors, computers, and other forms of advanced technology. In this sense, scientists and engineers may both be considered technologists; the three fields are often considered as one for the purposes of research and reference.
The exact relations between science and technology in particular have been debated by scientists, historians, and policymakers in the late 20th century, in part because the debate can inform the funding of basic and applied science. In immediate wake of World War II, for example, in the United States it was widely considered that technology was simply "applied science" and that to fund basic science was to reap technological results in due time. An articulation of this philosophy could be found explicitly in Vannevar Bush's treatise on postwar science policy, Science—The Endless Frontier: "New products, new industries, and more jobs require continuous additions to knowledge of the laws of nature... This essential new knowledge can be obtained only through basic scientific research." In the late-1960s, however, this view came under direct attack, leading towards initiatives to fund science for specific tasks (initiatives resisted by the scientific community). The issue remains contentious—though most analysts resist the model that technology simply is a result of scientific research.
Technology in Education
- Technology: A Catalyst for Teaching and Learning in the Classroom
- Technology Leadership: Enhancing Positive Educational Change
- Enhancing System Change and Academic Success
Through Assistive Technologies for K–12 Students With Special Needs - Using Technology to Support Limited English Proficient (LEP) Students' Learning Experiences
- Providing Professional Development for Effective Technology Use
- Using Technology to Improve Student Achievement
- Developing a School or District Technology Plan
- Ensuring Equitable Use of Education Technology
- Promoting Technology Use in Schools
Supporting Materials
- Quick Key 5 - Understanding the No Child Left Behind Act of 2001: English Proficiency helps educators in schools and districts understand the basics of what NCLB means for their English proficiency programs.
- A Bibliography of Research and Resources on Technology and Engaged Learning
compiled by NCREL's Resource Center. - Sustaining Educational Technology: Funding Challenges and Opportunities for Policymakers
- To the Point provides short essays and resources for overcoming common obstacles to technology integration.
- Taking Stock: What Does the Research Say About Technology's Impact on Education? provides interviews that address educational technology issues, views from supportors and critics, and resources for learning more about the research.
- Universal Service Funding (E-Rate) information is available on the Schools and Libraries Web Site with details about how schools can take advantage of the Telecommunications Act.
- The Learning With Technology Profile Tool is a computer program intended to help educators think carefully about their practice in the areas of engaged learning and technology. The program presents indicators of engaged learning and indicators of technology. For each indicator there are three choices that educators can compare to their own practice. When finished, educators can view the results in a graphical format to help identify their strengths and weaknesses. The Learning With Technology Profile Tool is available as a downloadable computer program or on the World Wide Web.
- Learning With Technology Course Resources, from the Learning With Technology Participant's Manual and Facilitator's Guide, are integral parts of the LWT course. A number of these may be useful when incorporated strategically in the design of professional development programs that focus on student learning.
- Plugging In: Choosing and Using Educational Technology. This EdTalk publication describes how to make the best use of technology. The only real measure of the effectiveness of technologies and technology-enhanced educational programs is the extent to which they promote and support students' engaged learning and collaboration.
- Learning Through Technology: A Planning and Implementation Guide helps educators and community members work through the stages needed to develop a comprehensive learning and technology plan. Learning Through Technology was created through a partnership between the Illinois State Board of Education (ISBE), the North Central Educational Laboratory (NCREL) and the Midwest Mathematics and Science Consortium (MSC) located at NCREL. The efforts of 15 ISBE Technology Demonstration sites are highlighted.
- Building the 21st Century School helps schools develop a comprehensive technology plan and provides detailed information on design, wiring, equipment, and physical infrastructure modifications necessary for implementing technology within a school.
- The Captured Wisdom CD-ROM Library presents teachers who are making meaningful and creative uses of technology in their instruction.
Additional Resources
- Internet Links
Although NCREL takes care in selecting other Internet sites to which it links or points, such selection does not imply endorsement by NCREL, its partners, or funding agents.- Using Technology to Support Education Reform
Full text of 1993 report published by the U.S. Department of Education discusses types of educational technologies, support for student learning activities and teacher functions, the effect of technology on student achievement, and implementation strategies. - Apple Education
Apple products, events, a description of Apple Classrooms of Tomorrow, and results of research on the effect of technology on teaching and learning. - Global SchoolNet Foundation Home Page
Home page of nonprofit organization concerned with instructional aspects of telecommunications. - Cisco Educational Archive and Resources Catalog
Cisco Systems, Inc.'s products; Viritual Schoolhouse of links to schools with Internet sites; On the Horizon, the environmental scanning newsletter; and description of the Global Schoolhouse Project. - "The Electronic School" magazine on technology
Full-text articles from a sample issue of this National School Boards Association journal. - Engines for Education
An online "book" devoted to creating exciting learning environments where children learn by doing, especially through the use of technology. - Resources for Creating Web Sites
Help with HTML, Java, and Web page design. - National Center for Technology Planning
Full-text of state, district, and school technology plans and full-text articles on developing plans and fostering use of technology. - The Technology Coordinator's Web Site
Professional development resource for technology coordinators. - Technology Coordinator Resources
Links to educational technology resources. - OAK Software Repository
Repository of MS-DOS and Windows applications and utilities. - Plugged In Home Page
A non-profit group dedicated to bringing the educational opportunities created by new technologies to children and families from low-income communities. - National Computational Science Alliance
Offers high-performance computing and communications resources, serving over 6000 users at more than 380 universities and corporations. - Pittsburgh Supercomputing Center
The Pittsburgh Supercomputing Center Web site provides information about their projects, including educational efforts. - Cornell Theory Center Home Page
Supercomputing center offers a variety of information, including educational programs appropriate for elementary and secondary level science education.
- Using Technology to Support Education Reform
References
- ^ a b "Definition of technology". Merriam-Webster. Retrieved 2007-02-16.
- ^ Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Retrieved 2007-02-13.
- ^ "Technology news". BBC News. Retrieved 2006-02-17.
- ^ Stiegler, Bernard (1998). Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus. Stanford University Press. pp. 17, 82. ISBN 0-8047-3041-3.
- ^ "Industry, Technology and the Global Marketplace: International Patenting Trends in Two New Technology Areas". Science and Engineering Indicators 2002. National Science Foundation. Retrieved 2007-05-07.
- ^ Borgmann, Albert (2006). "Technology as a Cultural Force: For Alena and Griffin" (fee required). The Canadian Journal of Sociology 31 (3): 351–360. doi:. Retrieved 2007-02-16.
- ^ Macek, Jakub. "Defining Cyberculture". Retrieved 2007-05-25.
- ^ "Science". Dictionary.com. Retrieved 2007-02-17.
- ^ "Intute: Science, Engineering and Technology". Intute. Retrieved 2007-02-17.
http://www.bitedu.co.cc/
E-Learning Kota Banjar: Televisi Internet Kota Banjar
(Televisi Internet Pendidikan Kota Banjar)
Televisi Internet Sekolah Bertaraf Intenasional SMAN 1 Banjar
"Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah Ilmu Teknologi Pendidikan dan cara menggunakan teknologi di bidang pendidikan sudah dipahami oleh manajemen pendidikan kita, maupun guru"
"Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan (master plan) terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diangkat sebagai solusi umum."
Jakarta, Rabu (18 November 2009) -- Teknologi pendidikan perlu terus menerus dikembangkan untuk menjawab persoalan - persoalan pendidikan. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya tidak mungkin jika dilakukan secara konservatif maka dengan teknologi pendidikan akan menjadi mungkin. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas.
"Saya mengajak untuk terus menerus mengembangkan teknologi pendidikan untuk menjawab persoalan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas. Dengan teknologi pendidikan maka persoalan ketersediaan bisa dikurangi sebagian, demikian juga (persoalan) keterjangkauan," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh pada Seminar dan Workshop Nasional Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional di Depdiknas, Jakarta, Rabu (18/11/2009).
Mendiknas menyebutkan, teknologi pendidikan memiliki tiga peran penting. Pertama, kata Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai pendukung proses pendidikan. Kedua, lanjut Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai penggerak. Dia mencontohkan, penggunaan teknologi informasi sebagai media atau bagian dari teknologi pembelajaran. "Dengan IT bisa menggerakkan bukan saja bab pelajaran yang diajarkan, taruhlah Matematika menggunakan IT, tapi sekaligus mendrive guru, murid, atau orangtuanya untuk belajar IT," katanya.
Peran ketiga, kata Mendiknas, teknologi pendidikan dijadikan sebagai pengungkit. "Kita harapkan teknologi pendidikan bisa berperan sebagai pengungkit atau enabler. Segala macam yang tidak mungkin jadi mungkin," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal mengatakan, dengan teknologi pendidikan, peluang untuk mendapatkan akses yang lebih luas bagi semua anak bangsa dan pemangku pendidikan makin meningkat. Dia mengatakan, teknologi ini memerlukan budaya baru, sehingga belum tersedia bagi banyak pemakai. "Jadi diperlukan kesabaran terus menerus untuk mensosialisasikan, mendampingi, dan memudahkan mereka di dalam mengakses teknologi ini termasuk kemampuan kita untuk mengembangkan konten," katanya.
Fasli menyampaikan, dari sisi kebijakan, pemerintah berkomitmen penuh untuk memanfaatkan, meninternalisasikan, dan membudayakan pemakaian teknologi pendidikan di berbagai jenis dan jalur pendidikan yang sesuai. "Kita berharap, semua sekolah terhubung dengan internet. Anak - anak bisa belajar dengan menyenangkan," katanya.
Gubernur Papua Barnabas Suebu mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Papua telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi kurangnya fasilitas dan sumber pembelajaran. Dia mengatakan, saat ini Pemerintah Papua akan melengkapi infrastruktur telekomunikasi bagi 3.000 sekolah dan 3.000 desa. "Yang sekarang kita mulai adalah melengkapi semua kampung dan sekolah dengan perangkat keras parabola, televisi, radio menggunakan (tenaga) energi matahari," katanya.
Barnabas menyebutkan, Pemerintah Papua telah menganggarkan Rp300 milyar pada 2009 untuk menyediakan berbagai perangkat tersebut. "Kalau bisa tiga tahun sudah bisa pasang semua," katanya.
Fasli menambahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggandeng Institut Teknologi Bandung dan Universitas Cendrawasih untuk mendukung dari sisi teknologi dan Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengembangkan kontennya. TV Papua, kata dia, juga telah menyediakan waktu selama dua jam setiap hari untuk menayangkan konten pendidikan.
Sementara, lanjut Fasli, untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia telah disiapkan sebanyak 1.000 sarjana masing - masing 300 dari bidang teknologi dan 700 dari berbagai bidang seperti pertanian, kesehatan, peternakan, dan sosial budaya. "Nah kombinasi ini yang membuat program itu lebih mungkin nanti untuk berjalan berkelanjutan," katanya. ***
"Saya tidak bisa menggunakan Komputer dan Internet, karena benda itu tidak ada di sekolah kami"
~Seorang Guru Desa~
Semoga Bermanfaat, Semangat, Mohon Maaf apabila ada kesalahan penulisan, Terima Kasih. Salam Pendidikan Untuk Peradaban.
Penulis:
Arip Nurahman
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge, USA.
Peneliti Muda di Laboratorium, Fisika Bumi Siliwangi UPI, Bandung
"Sekolah! Masa depan bangsa ini tergantung pada anak-anak muda yang ada di negara ini. Kalau sekolah kita ditelantarkan, sampai kapanpun tidak mungkin negara ini akan maju. Sambungkan 220.000 sekolah ke internet, sambungkan 46,5 juta anak Indonesia ke internet. Itu aja sih..."
~Onno W. Purbo~
Sumber:
1. Pers Depdiknas
2. Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
http://kurtek.upi.edu/
3. Smansabanintv's Channel SMAN 1 Banjar Internet Television
Tidak ada komentar:
Posting Komentar