MUARA BELITI-Dari 21 kecamatan di Kabupaten Musi Rawas(Mura), ternyata untuk kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel) paling pesat perkembangannya di Kecamatan Tugumulyo. Berkembangnya Bimbel di situ karena didukung oleh beberapa faktor, salah satunya sudah ada kesadaran orang tua untuk memberikan waktu tambahan belajar bagi anaknya, lalu didukung pula oleh faktor ekonomi. Demikian jelas Kasi Kursus Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mura, Sudianto, kepada koran ini, Kamis (20/1).
Kemudian berkembangnya Bimbel di daerah ini, didukung pula oleh pertumbuhan penduduk, sehingga mengharuskan satuan pendidikan di situ terus bertambah.
“Keadaan inilah yang sangat mendukung perkembangan lembaga Bimbel di Tugumulyo. Jika dibandingkan kecamatan lain, 35 persen lembaga kursus maupun Bimbel di Kabupaten Mura ada di wilayah Kecamatan Tugumulyo. Walaupun pertumbuhan lembaga kursus dan Bimbel tidak sepesat seperti di Kota Lubuklinggau, namun secara bertahap Disdik akan terus berupaya agar lembaga penyelenggara tambahan belajar anak ini terus bertumbuh,” kata Sudianto.
Kemudian ada beberapa kecamatan di Mura hingga saat ini belum ada sama sekali lembaga kursus dan Bimbel, contohnya di Kecamatan Ulu Rawas. Kondisi seperti ini lebih disebabkan oleh belum adanya ketertarikan masyarakat untuk memanfaatkan Bimbel maupun tempat kursus sebagai salah satu pendidikan nonformal (luar sekolah). Selain itu, lemahnya kondisi ekonomi dan masih rendahnya tingkat pendidikan di daerah tersebut, cukup mempengaruhi minat masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke Bimbel maupun lembaga kursus.
Sepanjang 2010, Disdik mencatat di 21 kecamatan Kabupaten Mura hanya ada 32 Bimbel dan lembaga kursus yang aktif. Sebagian besar lembaga kursus ini, diminati oleh pelajar lantaran menyediakan kursus teknisi computer dan office. Namun, tidak sedikit pula dari Bimbel maupun lembaga kursus tersebut, juga menyediakan jasa kursus menjahit, pertukangan dan Bahasa Inggris.(03/Mg04).
Kemudian berkembangnya Bimbel di daerah ini, didukung pula oleh pertumbuhan penduduk, sehingga mengharuskan satuan pendidikan di situ terus bertambah.
“Keadaan inilah yang sangat mendukung perkembangan lembaga Bimbel di Tugumulyo. Jika dibandingkan kecamatan lain, 35 persen lembaga kursus maupun Bimbel di Kabupaten Mura ada di wilayah Kecamatan Tugumulyo. Walaupun pertumbuhan lembaga kursus dan Bimbel tidak sepesat seperti di Kota Lubuklinggau, namun secara bertahap Disdik akan terus berupaya agar lembaga penyelenggara tambahan belajar anak ini terus bertumbuh,” kata Sudianto.
Kemudian ada beberapa kecamatan di Mura hingga saat ini belum ada sama sekali lembaga kursus dan Bimbel, contohnya di Kecamatan Ulu Rawas. Kondisi seperti ini lebih disebabkan oleh belum adanya ketertarikan masyarakat untuk memanfaatkan Bimbel maupun tempat kursus sebagai salah satu pendidikan nonformal (luar sekolah). Selain itu, lemahnya kondisi ekonomi dan masih rendahnya tingkat pendidikan di daerah tersebut, cukup mempengaruhi minat masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke Bimbel maupun lembaga kursus.
Sepanjang 2010, Disdik mencatat di 21 kecamatan Kabupaten Mura hanya ada 32 Bimbel dan lembaga kursus yang aktif. Sebagian besar lembaga kursus ini, diminati oleh pelajar lantaran menyediakan kursus teknisi computer dan office. Namun, tidak sedikit pula dari Bimbel maupun lembaga kursus tersebut, juga menyediakan jasa kursus menjahit, pertukangan dan Bahasa Inggris.(03/Mg04).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar