Oleh : DRS. MAHURI Guru SMK Negeri 4 Kota Bengkulu
A. SISTEM PENGUKURAN
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan. engetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi Pengukuran
Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang lingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya : besar benda yang akan diukur, kondisi (fisik) benda yang akan diukur, posisi benda yang akan diukur, tingkat ketelitian yang direncanakan, efesien, dsb. Dalam praktiknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ; - Panjang - Berat - Temperatur - Sudut - Kerataan
1.2 Unit Pengukuran dan Konversi
Sistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem matrik dan ada juga yang menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam satuan Inggeris) khususnya pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam bidang keteknikan adalah: Jenis Pengukuran Besaran Metrik/ imperial Panjang meter(m)/ feet Temperatur Celcius ( 0 C )/ Fahtenheit Berat kilogram (kg) /pound
1.2.1 Panjang
Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada dasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain. Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adalah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan 1 m (1000 mm = 1 m). Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer. (1000 m = 1 km).
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “) 12” = 1 ft. Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial adalah yard (yd) dan mile (3 ft = 1 yd), (5280 ft = 1 mile). Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi. Dalam praktiknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma. Untuk konversi milimeter ke inchi, 1 in = 25,4 mm. Konversi 10 mm ke inchi. (10 mm : 25,4 = 0,394”) Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi, 44,45 mm : 25,4 = 1,75” Konversi 2” ke mm 2” X 25,4 = 50,8 mm. Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan bilangan pecahan seperti 1/2 ” jika ukurannya kurang dari satu. Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan. Konversi 3/8 inchi ke bilangan desimal 3 : 8 = 0,375 “ Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma.
Contoh:
Konversi 11.1/16” ke dalam mm
Penyelesaian; 11/16” 11 : 16 = 0,688” 111/16” = 1,688” 01,688” X 25,4 = 42,88 mm. Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft; 3’ : 3,2808 = 0,91441 m = 914,41 mm.
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi Penyelesaian; 1/2” = 12.7 mm 2” = 50,8 mm 21/2” = 63,50 mm Konversi 12,54 mm ke inchi Penyelesaian; 10 mm = 0,3937” 2 mm = 0,0787” 0,54 mm = 0,0213” 12,54 mm = 0,4937”
Tabel: Konversi bilangan desimal, pecahan dalam milimeter dan inchi
1.2.2 Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF). Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama. Konversi 0C ke 0F (0C x 5 9 ) + 32 = 0F Konversi 0F ke 0C (0F – 32) X 9 5 -0C.2.2 Contoh; Konversi 350C ke 0F (0C x 5 9 ) + 32 = 0F (35 x 5 9 ) + 32 = 0F 63 + 32 = 0F 65 = 0F Konversi 1980F ke 0C (0F – 32) X 9 5 = 0C (189 – 32) X 9 5 = 0C 166 X 9 5 = 0F 92,2 = 0F
1.2.3 Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konfersi gram ke kilogram dan kilogram ke ton adalah; 1000 g = 1 kg 1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound (lb), dan ton (t). 16 oz = 1 lb 2240 lb = 1 t.
Perubahan kilogram ke pound, 1 kilogram = 2.2046 pound.
Perubahan pound ke kilogram, 1 pound = 1/2.x 2046 kilogram
Perubahan gram ke ounce, 1 gram = 28,35 ounce (oz)
Perubahan ounce ke gram, 1 ounce = 1/28,35 ounce (oz)
B. KLASIFIKASI PENGUKURAN
Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses pengukuran semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran seakurat mungkin. Hal tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk, posisi bahkan temperatur dari benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan. Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat ukur pun ada beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan. Berdasarkan sifatnya alat ukur ukur itu dapat dibagi:
1. Pengukuran langsung yaitu dengan menggunakan alat ukur langsung, hasil pengukuran dapat langsung dibaca alat ukur tersebut. Contoh; mikrometer, jangka sorong, mistar ukur, dsb.
2. Pengukuran tak langsung, yaitu pengukuran menggunakan alat ukur tidak langsung, alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar. Hasil pengukuran diukur oleh alat ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas ( limit gage) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas/kaliber. Pengukuran ini tidak menentukan ukuran suatu dimensi dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi tersebut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal, dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan yaitu pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toberansi suatu benda ukur secara langsung. Pengukuran dengan cara ini menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya untuk pengecekkan/pemeriksaan bentuk konis.
ƒ Pengukuran Linier
- Pengukuran Linier Langsung
- Pengukuran Linier Tidak Langsung
ƒ Pengukuran sudut
ƒ Pengukuran dengan Pembanding (Comparative length)
ƒ Pengukuran Kelurusan (Straightness)
ƒ Pengukur Kerataan Permukaan (Flatness) 27
ƒ Pengukuran Kebulatan (Roundness)
ƒ Pengukuran Profile
ƒ Pengukuran GO-NOT GO
ƒ Pengukuran dengan Microscopes
ƒ Pengukur Serbaguna Khusus
Pengukuran Linier Langsung
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran linier langsung sebagai berikut :
1. Mistar Ukur
a. Meteran Gulungan
b. Meteran Lipat
c. Mistar Ukur Berkait
d. Mistar Ukur Pendek
2. Mistar Ingsut/Jangka Sorong
a. Mistar Ingsut Skala Nonius
b. Mistar Ingsut Jam Ukur
c. Mistar Ingsut Pengukur Tinggi
Macam Bentuk Mistar Ingsut : 1) Tak Sebidang, 2) Jarak Senter, 3) Alur Dalam, 4)
Pipa, 5) Posisi Dan Lebar Alur, 6) Tekanan Ringan, 7) Kedalaman, 8) Serba Guna, 9) Digital.
3. Micrometer
4. Mesin Ukur
a. mekanik
b. optik
Pengukuran Linier Tak Langsung
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran linier tidak langsung sebagai berikut :
1. Alat Ukur Standar
- Blok Ukur (Bentuknya Balok, Untuk Mengecek Dimensi Alat Ukur Dan Mengkalibrasi Alat Ukur Langsung)….. Terbatas S/D 150 Mm
- Batang Ukur (Bentuk Batang Silindris)
- Kaliber Induk Tinggi 28
2. Alat Ukur Pembanding
- Jam Ukur (Dial Indicator)
- Pupitas (Dial Test Indicator)
- Komparator
- Pengukur T (Telescope Gauge)
- Pengukur Lubang Kecil (Small Hole Gauge)
- Kaliber Batas (Limit Gauge) :
1) Kaliber Poros Bentuk Silindris, 2) Kaliber Lubang Bentuk Bola , Bola Dibelah, Tongkat, 3) Kaliber Celah (Tidak Dapat Disetel Dan Dapat Disetel), 4) Kaliber Konis, Kaliber Ring Konis, 5) Kaliber Posisi, 6) Kaliber Radius, 7) Kaliber Ketebalan, 8) Kaliber Ulir Dalam, 9) Kaliber Ulir Trapesium Dan Segiempat.
- Rol Dan Bola Baja :
1) Jarak Luar/Celah, 2) Diameter Dalam, 3) Radius Luar Dan Dalam, 4) Poros Dan Lubang Konis, 5) Sudut, 6) Ulir Dan Roda Gigi.
Pengukuran sudut
- Protaktor
- Batang Sinus
- Perangkat Kombinasi
- Blok Pengukur Sudut
- Kepala Bagi
Pengukuran dengan Pembanding (Comparative length) Alat ukur yang digunakan :
- Dial indicator
- Electronic gage
- Gage blocks
Pengukuran Kelurusan (Straightness)
- Autocollimator
- Transit
- Laser beam
Pengukur Kerataan Permukaan
- Sipat
- Perangkat Kombinasi
- Alat ukur permukaan
- Meterprofil
- Optimal plat
- Interferometry
Pengukuran Kebulatan (Roundness)
- Dial indicator Circular tracing
Pengukuran Profile
- Radius or fillet gage
- Dial indicator
- Optical comparator
- Coordinate measuring machines
Pengukuran GO-NOT GO
- Plug gage
- Ring gage
- Snap gage
Pengukuran dengan Microscopes
- Toolmaker’s
- Light section
- Scanning electron
- Laser scan
Pengukur Serbaguna Khusus
- Pneumatik
- Listrik
- Elektronik
- Laser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar