KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang telah mencurahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan rancangan kurikulum pelatihan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat-Nya dari alam kegelapan kepada terang benderang ilmu seperti sekarang ini.
Penulisan kurikulum pelatihan membuat blog untuk guru ini adalah dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah pengembangan kurikulum pelatihan, dalam hal ini penulis menghaturkan terima kasih kepada dosen pengampu matakuliah ini yang telah memberikan masukan-masukan berharga.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan rancangan kurikulum pelatihan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis sangat berharap semoga kiranya tugas ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Bengkulu, Mei 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
1. Kinerja SMK-SBI..................................................................................... 2
2. Jenis dan Pengolahan Data Pengukuran Kinerja SMK-SBI................... 3
A. Filosopi Pelatihan....................................................................................... 4
II. KOMPETENSI................................................................................................ 5
III. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................. 6
IV. PESERTA..................................................................................................... 6
a. Pencalonan Peserta.................................................................................. 6
b. Kriteria Peserta.......................................................................................... 6
V. STRUKTUR PROGRAM................................................................................ 7
a. Sususnan Program.................................................................................... 7
b. Jadwal Acara Pelatihan............................................................................. 9
VI. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN.............................................. 12
VII.GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP).................. 13
VIII.EVALUASI................................................................................................... 18
1. Lembar Evaluasi Peserta......................................................................... 18
2. Lembar Evaluasi Fasilitator...................................................................... 18
3. Lembar Evaluasi Panitia Penyelenggara................................................. 19
IX. SERTIFIKASI................................................................................................ 19
PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA SMK-SBI
OLEH : M A H U R I
DOSEN PENGAMPU : DR. ALEXON, M.Pd
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran adalah pemberian angka (kuantitas numerik ) pada obyek-obyek atau kejadian-kejadian menurut aturan (Keeves dan Masters, 1999). Nunnally (1978) menjelaskan bahwa pengukuran terdiri dari aturan-aturan untuk memberikan angka kepada obyek dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat mempresentasikan secara kuantitatif sifat-sifat obyek tersebut.
Definisi pengukuran yang dijelaskan di atas menegaskan bahwa dalam pemberian angka pada subyek, obyek atau kejadian yang diamati tidak sembarangan. Orang yang akan memberi angka pada subyek, obyek, ataupun kejadian harus memperhatikan kaidah-kaidah tertentu agar angka yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semakin jauh seseorang meninggalkan aturan-aturan pengukuran maka semakin besar kesalahan yang terjadi.
Menurut teori tes klasik, skor sesungguhnya itu sama dengan skor hasil pengamatan ditambah dengan kesalahan. Atau dengan kata lain, dalam suatu proses pengukuran, pasti ada kesalahan. Selanjutnya, Nunnally (1978 ) menjelaskan bahwa ada dua tipe kesalahan pengukuran, yaitu: kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan sistematik terjadi manakala kualitas instrumen atau alat ukur yang digunakan kurang baik, sedangkan kesalahan acak dapat disebabkan oleh kondisi subyek yang dites, dan cara menyelenggarakan tes termasuk di dalamnya pelaksana, waktu, dan tempat tes.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid adalah instrumen yang hasil pengukurannya tepat, sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil pengukurannya ajeg atau dapat dipercaya. Instrumen yang baik dapat diperoleh manakala penyusunannya prosedural, yakni melalui langkah-langkah penyusunan instrumen yang baku. Langkah-langkah ini meliputi: (1) penentuan aspek yang diamati, (2) penentuan indikator, (3) penulisan butir-butir instrumen, (4) telaah butir, (5) uji coba, (6) analisis empirik, dan (7) pengadministrasian.
Langkah tersebut tidak harus dimulai dari yang pertama. Jika aspek yang akan diamati sudah ditentukan, maka tidak perlu ditentukan lagi. Jika indikator sudah ada maka tidak perlu dibuat lagi. Jika butir sudah ada atau indikator yang ada bisa langsung mengukur gejala, maka tidak perlu dibuat butir lagi. Yang penting, harus diyakini bahwa instrumen yang akan digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan hasil pengukurannya ajeg.
Bentuk instrumen ada bermacam-macam. Instrumen bisa berupa tes atau nontes. Angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi merupakan instrumen nontes. Soal, quiz atau tugas praktik merupakan instrumen berbentuk tes. Jenis instrumen menentukan teknik pengumpulan data atau teknik pengukuran, demikian juga sebaliknya. Teknik pengumpulan data bisa menggunakan angket, wawancara, observasi, dokumentasi, atau tes. Instrumen dan teknik pengumpulan data mana yang dipilih, harus mempertimbangkan kepraktisan (mudah dan murah), validitas, dan reliabilitas.
Sumber data yang akan dikenai instrumen juga dapat bermacam-macam. Bisa kepala sekolah, guru, karyawan, teknisi, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, atau industri pasangan. Bahkan untuk memperoleh data yang valid, pengukuran suatu aspek atau indikator dapat ditanyakan kepada lebih dari satu kelompok sumber data, misalnya guru dan siswa.
1. Kinerja SMK-SBI
Pendidikan yang bermutu sudah menjadi tuntutan masyarakat. Menyadari antusiasme dan tuntutan masyarakat untuk menyelenggarakan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional, Departemen Pendidikan Nasional mengakomodasi hal itu dengan menerbitkan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Depdiknas, 2007). Menurut pedoman ini, mutu sekolah bertaraf internasional dapat dilihat dari: 1) akreditasi, 2) kurikulum, 3) proses pembelajaran, 4) sistem penilaian, 5) pendidik, 6) tenaga kependidikan, 7) sarana prasarana, 8) pengelolaan, dan 9) pembiayaan.
Tahun 2007 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) sebagai lembaga di bawah Depdiknas yang mengurusi SMK telah mulai mengembangkan SMK- SBI. Janji kinerja yang dituntut Direktorat PSMK dari SMK yang masuk kategori ini ada 12, yaitu: 1) diraihnya sertifikat SMM ISO 9001:2000; 2) adanya 1 set bahan ajar satu Program Keahlian dalam dwi bahasa; 3) memiliki 2 set fasilitas bengkel Basic Standar; 4) memiliki 1 set fasilitas Advance unggulan, 5) adanya 1 produk terjual dan 5 inovasi produk baru; dan 6) terwujudnya lingkungan berbasis Green School. Selain itu juga: 7) memiliki 1 fasilitas Self Acces Study dan Activity Plan; 8) memiliki partner 5 institusi luar negeri dan 100 industri dalam negeri; 9) minimal 15 siswanya kerja di luar negeri dan 300 siswanya dalam negeri tersebar di 50 perusahaan; 10) terdapat 40 siswa yang meraih skor TOEIC di atas 500; 11) memiliki 1 set fasilitas ICT; dan 12) minimal 1 TUK pada 1 program keahlian (Purwanta’s Weblog, diambil pada tanggal 15 November 2009).
Walaupun indikator kinerja dari pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2007 berbeda dengan janji kinerja SMK-SBI, namun keduanya memiliki nuansa yang sama, yaitu bertujuan mengembangkan sekolah yang berkualitas internasional. Bedanya pedoman Depdiknas bersifat umum, sedang janji kinerja berorientasi SMK.
Berdasarkan pedoman sekolah/madrasah bertaraf internasional dari Depdiknas dan janji kinerja SMK-SBI, Direktorat PSMK pernah mengembangkan indikator SMK-SBI yang terdiri dari 11 komponen, yaitu 9 diambil dari pedoman Depdiknas ditambah 2, yaitu kesiswaan dan citra sekolah. Sebelas indikator tersebut telah digunakan pada kegiatan pendampingan evaluasi diri SMK-SBI yang dilakukan Direktorat PSMK bekerjasama dengan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Untuk tahun 2009 – 2013, Direktorat PSMK telah membuat program untuk SMK-SBI ADB-INVEST. Program ini terdiri dari 4 fokus pengembangan, yaitu: 1) Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis, 2) Peningkatan Mutu Pembelajaran, 3) Penguatan Hubungan Sekolah dan Industri, dan ) Peningkatan Fokus Kewirausahaan. Setiap fokus pengembangan mempunyai subprogram dan setiap subprogram mempunyai indikator kinerja. Program SMK-SBI tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 juga menampilkan objek yang dapat diukur untuk mengetahui keberhasilan indikator kinerja.
2. Jenis dan Pengolahan Data Pengukuran Kinerja SMK-BI
Kinerja dapat diukur dalam beberapa skala pengukuran atau jenis data. Ada 4 jenis data yang dapat diperoleh dari pengukuran pencapaian kinerja SMK-SBI. Keempat jenis data tersebut adalah: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Data nominal menunjukkan sebutan, data ordinal menunjukkan tingkatan, data interval adalah data yang satuan pengukurannya menggunakan jarak yang sama, sedangkan data rasio mirip dengan data interval bedanya adalah data rasio memiliki nilai 0 mutlak.
Data nominal dan ordinal tidak dapat diolah secara leluasa dengan matematika. Pengolahan data jenis ini biasanya persentase tiap kelompok nominal atau kelompok ordinal dalam bentuk angka atau grafik, misalnya persentase siswa putri, jumlah siswa kelas 1, jumlah siswa kelas 3 dan sebagainya. Data interval dan rasio dapat diolah secara leluasa dengan matematika dan dapat pula dibuat grafiknya. Data interval biasa diperoleh dari angket skala Likert atau tes. Data rasio biasanya diperoleh dari pengukuran fisik.
Dengan mencermati Tabel 1 dan menganggap bahwa setiap indikator langsung dapat dijadikan satu pertanyaan, terlihat bahwa indikator kinerja SMK-SBI 2009 – 2013 yang telah dikembangkan Direktorat PSMK banyak mengandung data nominal misalnya: terakreditasi A, diakui di negara OECD, ruang kelas dilengkapi sarana berbasis TIK, berfungsinya sarana Standard Training Workshop, dan sebagainya. Tapi kalau satu indikator dibuat beberapa butir pertanyaan dan sumber datanya lebih dari satu jenis, misalnya guru dan siswa, maka ceritanya akan lain.
Misalnya berfungsinya sarana Standard Training Workshop diturunkan menjadi 2 pertanyaan sbb: 1) Standard Training Workshop digunakan dalam PBM? dan 2) Standard Training Workshop bekerja dengan normal? Jika jawaban kedua pertanyaan tersebut menggunakan skala Likert 1 – 4, yaitu: Tidak Pernah, Jarang, Sering, dan Selalu; maka data yang ada adalah jenis interval. Data yang demikian dapat dihitung rata-rata menurut guru, rata-rata menurut siswa, dan rata-rata dari keduanya.
B. FILOSOFI PELATIHAN
Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Selama proses pelatihan peserta didik berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan menyusun perangkat pembelajaran.
b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat sejauh mana berada di dalam konteks pelatihan.
c. Peserta pelatihan tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta pelatihan, yaitu peserta pelatihan berhak untuk :
a. Mendapatkan satu paket bahan panduan mengenai menyusun Pengukuran Pencapaian Kinerja SMK-SBI
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi pengukuran pencapaian kinerja SMK-SBI.
c. Belajar dengan modal pengetahuan yang memiliki masing-masing tentang SMK-SBI
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
e. Melakukan evaluasi dan dievaluasi.
3. Berbasis Kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam Pengembangan sistem manajemen sekolah berbasis IT .
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.
4. Melakukan tindakan, yang memungkinkan peserta untuk :
a. Melakukan penajaman managemen sekolah menggunakan pendekatan bisnis
b. Melakukan praktik pembuatan perangkat peningkatan mutu pembelajaran.
c. Melakukan penguatan hubungan sekolah dengan Industri
d. Melakukan peningkatan fokus kewirausahaan
e. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan jika diperlukan.
II. KOMPETENSI
Pada akhir pendidikan dan pelatihan ini diharapkan peserta : Mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif untuk pencapaian kenerja SMK-SBI
.
III. TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu menciptakan dan sekolah yang bermutu dan berkualitas. bertujuan mengembangkan sekolah yang berkualitas internasional.
B. Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan dan pelatihan ini diharapkan peserta :
1. Mampu mendeskripsikan konsep Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis
2. Mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
3. Mampu Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik.
4. Mampu mengembangkan kelompok kewirausahaan siswa
IV. PESERTA
a. Pencalonan Peserta
1. Pengusulan calon peserta oleh Penanggung jawab Pelatihan yang dikoordinasikan dengan Pengelola.
2. Seleksi administratif calon peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Pemanggilan calon peserta untuk mengikuti pelatihan.
b. Kriteria Peserta
1. Kepala sekolah / wakil kepala sekolah SMK
2. Dapat mengoprasikan komputer/laptop
3. Usia tidak terbatas.
4. Memiliki minat dan motivasi yang tinggi.
5. Daftar calon peserta diusulkan oleh Panitia Pengelola Pelatihan.
6. Peserta berjumlah 30 orang.
V. STRUKTUR PROGRAM
a. Susunan Progam
No Materi Waktu
T P PL Jumlah
A Materi dasar :
1. Pembukaan
Latar belakang Pengukuran
Pencapaian Kinerja SMK-SBI
2.Jenis dan Pengolahan Data
Pengukuran Kinerja SMK-BI
2
2
2
2
Jumlah 4 4
B
Materi inti :
1. Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis
a. Peningkatan Mutu Perencanaan
dan Pelaksana Manajemen
Sekolah Berbasis SBI
b. Pengembangan Sistem
Manajemen Sekolah Berbasis
Perencanaan Bisnis (SBP)
c. Pengembangan sistem
manajemen sekolah berbasisIT
d. Sertifikasi ISO 9001:2000
2. Peningkatan Mutu Pembelajaran
a. Peningkatan Fasilitas
Pembelajaran
b. Peningkatan mutu hasil
pembelajaran
c. Pemanfaatan IT dalam
pengembangan bahan
ajar/modul
d. Peningkatan pembelajaran
akademik adaptif dan produktif
3. Penguatan Hubungan Sekolah dan Industri
a. Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik.
b. Pengembangan Diklat untuk
pekerja industri
c. Pengembangan standar dan
platform internasional di
industri lokal.
d. Pelaksanaan Uji Kompetensi
Keahlian Bersama Industri
Lokal/Asosiasi Profesi
4. Peningkatan Fokus Kewirausahaan
a. Pengembangan kelompok
kewirausahaan siswa
b. Pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi
program kewirausahaan siswa
c. Peningkatan unit produksi
4
4
4
4
8
8
8
8
12
12
12
12
Jumlah 19 30 52
b. Jadwal Acara Pelatihan
Hari Pertama :
Waktu Acara Penyaji Peserta
07.30 – 09.00 Pembukaan
1. Laporan Ketua Penitia
2. Pengarahan .......
3. Sambutan .................
4. Doa
...................
...................
...................
...................
Guru
09.00 – 10.00 Pre Test Guru
10.00 – 10.15 Cofee Break
10.15 – 11.15 Latar belakang Pengukuran Pencapaian Kinerja SMK-SBI
Guru
11.15 – 12.15 Jenis dan Pengolahan Data Pengukuran Kinerja SMK-BI
Guru
12.15 – 13.30 ISTIRAHAT ISHOMA Guru
13.30 – 14.30 Peningkatan Mutu Perencanaan dan Pelaksana Manajemen
Sekolah Berbasis SBI
14.30 – 15.30 Pengembangan Sistem
Manajemen Sekolah
Berbasis Perencanaan
Bisnis (SBP)
Guru
15.30 – 15.45 Cofee Break Guru
15.45 – 16.45 Pengembangan sistem
manajemen sekolah
berbasis IT
Guru
Hari Kedua :
Waktu Acara Penyaji Peserta
07.30 – 08.30
Sertifikasi ISO 9001:2000
Guru
08.30 – 10.00 Peningkatan Fasilitas
Pembelajaran
Guru
10.00 – 10.15 Cofee Break Guru
10.15 – 11.15 Peningkatan mutu hasil
pembelajaran
11.15 – 12.15 Pemanfaatan IT dalam
pengembangan bahan
ajar/modul
12.15 – 13.30 ISTIRAHAT ISHOMA Guru
13.30 – 14.30 Peningkatan pembelajaran
akademik adaptif dan
produktif
14.30 – 15.30 Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik.
15.30 – 15.45 Cofee Break
15.45 – 16.45 Pengembangan Diklat
untuk pekerja industri
Hari Ketiga :
Waktu Acara Penyaji Peserta
07.30 – 08.30 Pengembangan standar
dan platform internasional
di industri lokal Guru
08.30 – 10.00 Pelaksanaan Uji
Kompetensi Keahlian
Bersama Industri Lokal
/Asosiasi Profesi Guru
10.00 – 10.15 Cofee Break Guru
10.15 – 11.15 Pengembangan kelompok
kewirausahaan siswa
11.15 – 12.15 Pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi
program kewirausahaan
siswa
12.15 – 13.30 ISTIRAHAT ISHOMA Guru
13.30 – 15.30 Diskusi
15.30 – 15.45 Cofee Break
15.45 – 16.45 Presentsi hasil diskusi
16.45 – 17.15 Post Test
17.15 – 17.45 Penutupan
VI. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN
VII. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Materi : Pengukuran Pencapaian Kinerja Smk-Sbi
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu menciptakan dan sekolah yang bermutu dan berkualitas. bertujuan mengembangkan sekolah yang berkualitas internasional.
Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah proses pembelajaran selesai, peserta pelatihan Mampu menjelaskan tentang :
1. Mampu mendeskripsikan konsep Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis
2. Mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
3. Mampu Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik.
4. Mampu mengembangkan kelompok kewirausahaan siswa
VIII. EVALUASI
1. Lembar evaluasi peserta
No Kompetensi Yang Ingin Dicapai Sesuai Tidak Sesuai
1. Mampu mendeskripsikan konsep Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis
2. Mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
3. Mampu Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik.
4. Mampu mengembangkan kelompok kewirausahaan siswa
2. Lembar Evaluasi Fasilitator
No Harapan Peserta Kenyataan
(Penilaian oleh peserta)
Ya Tidak
1. Apakah Fasilisator menguasai materi yang diberikan
2. Apakah Materi yang diberikan sesuai dengan dan relevan dengan panduan
3. Apakah waktu yang digunakan sesuai dengan jadwal
4 Apakah peserta diberikan untuk bertanya
5 Apakah pada saat memberikan materi dalam suasana kondusif
4. Apakah peserta dapat memahami materi yang diberikan
3. Lembar Evaluasi Panitia Penyelenggara
No Harapan Peserta Kenyataan
(Penilaian oleh peserta)
SB B C K
1. Apakah pelayanan panitia sudah memuaskan
2. Apakah Ruangan yang digunakan sudah cukup nyaman
3. Bagaimana dengan kosumsi yang dihidangkan
4 Apakah soal pretest dan postes sudah mewakili dari materi yang diberikan
IX. SERTIFIKASI
Peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan ini sekurang-kurangnya 90% dari alokasi waktu yang ditentukan dan dinyatakan berhasil menurut hasil evaluasi belajar mendapatkan 2 (dua) angka kredit.
Kak, saya tertarik dengan susunan kurikulumnya kak. Saya mau jadikan contoh sekaligus referensi untuk tugas saya. apa boleh kak file aslinya dibagi ke email saya? terima kasih sebelumnya.
BalasHapus