Kamis, 24 September 2009
Ketika Anak-Anak Ingin Tahu Hal-Hal Ghaib
Sambil menyimak dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dalam hati saya terkejut. Tapi kemudian hal itu menyadarkan saya dan suami bahwa sepertinya memang telah tiba saatnya untuk mulai memperkenalkan Tuhan dan segala fenomena kehidupan kepada anak-anak. Mereka nampaknya telah siap menyerap pengetahuan tentang itu untuk menjadi bekal mereka mengarungi hidup.
Suatu hari Azkia menangis dan berkata, "Kakak nggak mau mati!". Saya terkejut mendengarnya. Setelah tangisnya reda saya bertanya kenapa dia berkata seperti itu. Rupanya Azkia membaca sebuah buku yang menceritakan pengalaman anak-anak yang tersesat ke "alam lain" saat bermain ke hutan. Di bagian akhir digambarkan tentang kembalinya anak-anak itu ke dunia nyata dengan menenggelamkan diri di sebuh danau di "negeri ghaib".
Saat itulah kami menjelaskan tentang apa itu kematian dan kenapa kita tak perlu takut dengan kematian. Sesungguhnya ketika orang itu mati, maka ia tidaklah mati, melainkan hidup kembali, hanya alamnya saja yang berbeda. Ketika orang mati, sebenarnya ia sedang menemui Allah. Di alam akhirat itulah ada tempat bernama Surga, yang disediakan untuk orang-orang yang baik. Karena itulah kita harus menjadi orang yang patuh kepada Allah, jadi orang yang baik.
Luqman bertanya, "Tapi di Surga kan nggak ada mainan! Ada balok-balok nggak? Ada ayunan nggak?"
Papanya berkata, "Wah, De... di Surga malah ada sungai susu!" Anak-anak tertawa terbahak-bahak, "Masak sih ada sungai susu!".
Waktu saya bilang bahwa setelah orang itu mati dia hidup lagi, Luqman bertanya, "Mama, bagaimana kalau setelah hidup lagi manusia mati lagi. Hayooo gimana?" He he he... saya ketawa dibuatnya.
Dialog pun menjadi panjang. Anak-anak terlihat antusias mendengar cerita tentang alam akhirat dan kaitannya dengan dunia ini.
Menjelang usai perbincangan Azkia lalu bertanya, "Apakah kita akan bertemu lagi setelah mati?" Kami bilang ya Insya Allah. Kalau kita jadi orang-orang yang sholeh, maka semua orang sholeh akan dipertemukan kembali dengan keluarganya.
Azkia terlihat berpikir, lalu bertanya lagi, "Apakah kalau kita dikubur di tempat yang berbeda, kita tetap bisa berkumpul lagi?" ya Insya Allah... saya bilang. Azkia tersenyum setelah itu dan memeluk saya.
Pelajaran agama mungkin menjemukan jika disajikan dalam sebuah buku pelajaran terstruktur yang harus dihapal. Tapi saya menemukan anak-anak begitu antusias mempelajari semua itu justru lewat dialog-dialog spontan di tempat tidur.
Rabu, 23 September 2009
Mencari Seorang Guru
Saat usia bayi mencapai kurang lebih 6 bulan, desakan untuk mencari tahu banyak hal tentang pengasuhan dan pendidikan bayi semakin kuat. Diperoleh-lah kabar tentang seorang penulis buku yang biasa mengisi siaran di sebuah radio swasta. Penulis buku itu adalah seorang ibu yang kabarnya sangat kompeten dalam hal mendidik anak. Nomor teleponnya pun didapat dan sang ibu memberanikan diri untuk menghubunginya.
Suara yang ramah pun terdengar, dan obrolan ditelepon itu pun berlanjut dengan janji
bertemu. Si penulis mengusulkan untuk bertemu di masjid sebuah kampus supaya sang ibu tak perlu jauh-jauh ke rumahnya yang ternyata tak terjangkau angkot. Harus naik ojek mendaki untuk mencapai rumahnya.
Hari bertemu pun tiba, sang ibu begitu bersemangat, bahkan berusaha untuk datang lebih awal. Setibanya di pelataran masjid yang dijanjikan, sang ibu mengedarkan pandangannya ke sekeliling masjid kalau-kalau 'guru' yang hendak ditemuinya sudah ada di sana. Namun, 30 menit pun berlalu, dan tak ada tanda-tanda sama sekali kalau di sekitar masjid ada seseorang yang sedang menunggu untuk bertemu.
Langkah terakhir pun diambil. Berbekal nomor HP si penulis, sang ibu menuju wartel terdekat. Telepon akhirnya terhubung, dan dengan penuh penyesalan, terdengar suara si penulis, "Mbak, maafkan saya... Saya kehilangan nomor telepon rumah Mbak. Tadi pagi tiba-tiba saya dipanggil datang ke studio karena ada acara mendadak. Saya mau kabari tapi saya benar-benar kehilangan nomor kontak. Kita mungkin bisa janjian lain kali yaa... Sekali lagi mohon maaf."
Dengan lesu dan kecewa, sang ibu pun mengiyakan. Mau bagaimana lagi. Dan ia pun tahu, untuk membuat janji bertemu lagi adalah hal yang tidak mudah. Kemungkinan akan terjadi lagi hal seperti ini sangat besar, karena sepertinya si penulis adalah orang yang sibuk.
Sejak saat itu, di tengah kekecewaannya yang sangat besar, sang ibu pun akhirnya terlecut untuk belajar lewat media yang lain. Ia memutuskan untuk berburu banyak referensi bacaan, buku, majalah, ikut seminar-seminar yang berbicara tentang dunia parenting. Ia banyak menyempatkan waktu untuk membaca buku-buku sulit dan berdiskusi dengan suaminya. Ia sadar, untuk mendapatkan pengetahuan tak bisa mengandalkan orang lain. Ia sendirilah yang harus mencari tahu, belajar sendiri. Bukankah memang dunia mendidik anak-anak, ilmu menjadi orang tua tidaklah ada sekolahnya? Kita harus belajar secara autodidak.
Tanpa sadar, pengalaman sang ibu mencari seorang guru membuatnya bertemu dengan banyak pengetahuan baru setelahnya. Wawasan-wawasan yang selama ini terpendam akhirnya ditemukan. Guru' ternyata tak selalu harus berwujud manusia. Karya-karya tulis yang dibuat banyak guru di dunia ini justru begitu mudah diakses dengan kehadiran buku. Siapapun bisa menjadi muridnya asalkan dia mau membaca. Ayo membaca!
Minggu, 20 September 2009
Teknologi Pendidikan
About
Increasing Instructor-Student Classroom Interaction and Student Learning in Large Classes
The goal of this project, called Classroom Learning Partner (CLP), is to increase instructor-student interaction and student learning by developing software to support the use of in-class exercises. This teaching methodology is similar to that employed by wireless polling systems, but CLP does not limit instructors to using only close-ended questions such as multiple-choice, matching, or true-false, which only assess recognition rather than engaging students in higher-order tasks.
CLP extends the existing Tablet-PC-based wireless presentation system, Classroom Presenter, to support the submission and aggregation of student solutions to in-class exercises. Lecturing with the system, instructors annotate their slides with digital ink displayed simultaneously on a large screen and on student Tablet PCs. When slides containing exercises are presented, students work through them and anonymously submit their work wirelessly. The system software then uses artificial intelligence techniques to automatically interpret and aggregate the student responses, enabling instructors to view a summary of in-class student work in real time. With such information, instructors can address student misunderstandings and adjust their lessons dynamically.
In addition to developing interpretation and aggregation software, this project has completed four studies in MIT's introductory computer science course, 6.001. Each study has evaluated the hypothesis that the use of Tablet-PC-based classroom systems such as Classroom Presenter and Classroom Learning Partner increases student learning by:
- Increasing student focus and attentiveness in class,
- Providing immediate feedback to both students and instructor about student misunderstandings,
- Enabling the instructor to adjust course material in real time based upon student answers to in-class exercises, and
- Increasing student satisfaction.
Navigation | |
About | |
Publications | |
People | |
Software | |
Links | |
Contact | |
Sponsors | |
iCampus | |
Microsoft | |
MIT OEIT |
Kamis, 17 September 2009
Ada Apa Dengan TOEFL?
I. Before you begin:
I. Relax and feel confident.
II. Remember that you have 30 minutes to write your essay. Use your time wisely.
III. You may write your essay on the computer or on paper. Choose the one you are MOST comfortable with.
IV. You can write an excellent essay if you remember all these tips!
II. Understanding the TOEFL question:
1. Choose a point of view and support that view.
2. Describe something.
3. Compare two points of view and tell which one you agree with.
4. Agree or disagree with something.
5. Explain why something is true.
6. Support an idea or plan.
III. The parts of an essay:
In every essay, there should be an introduction, a body and conclusion.
A. The introduction:
B. The body:
C. The conclusion:
IV. How to write a good introduction:
TOEFL essay question #1:
Restatement & Thesis:
Analysis:
TOEFL essay question #2:
Restatement & Thesis:
Analysis:
TOEFL essay question #3:
Restatement & Thesis:
Analysis:
V. How to write good body paragraphs:
VI. The elements of a good concluding paragraph:
VII. Preparing to write and writing your answer:
I. Read and understand the essay question. (2 minutes).
II. Organize your ideas on paper by writing a short outline of the introduction, body and conclusion. (8 minutes).
III. Write your essay. Remember to restate the question in your introduction. Use clear details and LOTS of examples in the body of your essay. Finally, summarize the main ideas in the concluding paragraph of your essay. (15 minutes).
I. Reread your essay and make any changes in spelling, verb tense, word choice or sentence structure. (5 minutes).
VIII. A sample TOEFL outline:
TOEFL Question: In some countries, teenagers have jobs while they are still students. Do you think this is a good idea? Support your opinion by using specific reasons and details.
I. It is a good idea for teenagers to have jobs while they are students because they can learn about responsibility; they can learn the value of money and they can learn how to work as a member of a team.
II. Students can learn responsibility
a. They have to come to work on time every day
b. They must serve customers in a friendly manner
c. They have to maintain the store shelves with inventory
III. Students can learn the value of money
a. Students will learn that it takes a lot of time and effort to make money
b. Students will make wiser choices when buying things with their own money
IV. Students will learn how to work as a member of a team
a. Students will learn how to compromise with other employees (helping out when someone is sick, etc.)
b. Students will learn about the friendship that comes from teamwork (feeling like you can trust others)
V. Conclusion
IX. A sample TOEFL essay (based on the outline above)
It is a good idea for teenagers to have jobs while they are students because they can learn about responsibility; they can learn the value of money and they can learn how to work as a member of a team.
As an employee, you also learn that you must serve the customer in a friendly manner. If you are not friendly, the store may lose business and you may lose your job. Finally, an employee is responsible for maintaining the store shelves with inventory. If you work in a department store, you have to keep the shelves filled with merchandise. The products have to be priced and placed on the shelves. If the shelves look empty, customers may get a bad impression of the store and may not continue to shop there. It is good for students to learn responsibility when they are young because it will benefit them as they get older.
Students will learn very quickly that it is not good teamwork to expect others to do your work. Finally, students will develop friendships with other employees because they have learned to count on each other. Working as a member of a team will build strong character in students.
Sources:
1. http://www.urch.com/forums/twe/12765-toefl-essay-writing-tips.html
2. ETS
Pembimbing:
Ferra Wulandari D. S.
Lintang Meidita Pribadi
Penasehat:
1. Ibu. Dra. Hj. Mimin Aminah, M.Pd.
2. Bpk. Yusuf Kurniawan, S.Pd.
3. Ibu. Hikmah, S.Pd.
Ucapan Terima Kasih:
1. Bpk. Ahmad Bukhori, S.Pd. M.A.
(English Department of Indonesia University of Education)
2. Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia
Balai Bahasa | Universitas Pendidikan Indonesia
3. The British Institute
The British Institute - Study English with the Best
Minggu, 13 September 2009
Belajar Bahasa Jerman: German's Language
dari
International Language Research & Development Center
Bagaimana belajar bahasa jerman dan mendapat beasiswa kesana
di asuh oleh :
GEC (Germany Education Center)
DAAD adalah organisasi bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman. Tujuan kami adalah meningkatkan kerjasama akademis di seluruh dunia, terutama melalui pertukaran mahasiswa, akademisi dan ilmuwan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan pelayanan DAAD secara umum, silakan mengunjungi www.daad.de
Di samping kantor pusatnya di Bonn, DAAD diwakili oleh 14 kantor perwakilan di berbagai kota di seluruh dunia. DAAD perwakilan Jakarta dibuka pada tahun 1990, dan telah merekam sejarah panjang hubungan Indonesia-Jerman dalam bidang pendidikan tinggi. Misi DAAD di Indonesia adalah memelihara hubungan kerjasama yang telah terjalin dengan baik. Pada halaman-halaman berikut Anda dapat memperoleh informasi mengenai aktivitas dan pelayanan yang kami tawarkan.
DAAD Jakarta OfficeJl. Jend. Sudirman, Kav. 61-62
Summitmas I, 19th Floor,
Jakarta 12190
Tel.: +62 (21) 520 08 70, 525 28 07
Fax: +62 (21) 525 28 22
Email: info@daadjkt.org
Waktu konsultasi:
Senin - Kamis (13:30 - 16:00)
KMKB, Keluarga Mahasiswa Kota Banjar, Bandung Jawa Barat
Detail Rencana Pembangunan Asrama KMKB
Tahap 1
Persiapan dan Penentuan Grand Design
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Sabtu, 12 September 2009
Tokoh Idola Anak-Anak
Karena khawatir tokoh itu terus hidup di kepalanya, saya stop acara kunjungan ke rumah tetangga buat anak saya. Ia hanya boleh main di halaman dan tidak boleh main di dalam rumah temannya. Saya coba ganti sosok tokoh idola buat anak saya dengan memberikan jadwal nonton film animasi lain, waktu itu ada Barrenstein Bear di Space Toon. Alhamdulillah berhasil. Ceritanya sangat bagus, tapi sayang kemudian berhenti penayangannya.
Waktupun berlalu, dan sepertinya tokoh idola itu memang selalu dicari oleh anak saya. Entah mengapa, ia pun jadi nge-fans dengan spiderman. Sampai-sampai ia ingin dibelikan baju bergambar sang hero yang satu ini. Bajunya langsung cepat lecek, karena hampir selang sehari langsung dipakai, kecuali kalau dicuci. Secara reflek dia akan bergerak bak pahlawan yang menyerang musuhnya. Tali dan benang terikat ke sana kemari, dari kaki meja ke kursi, dari rak buku ke lemari. Semua menyerupai jaring laba-laba. Saya sering jatuh kalau tanpa sengaja kaki tersandung tali-tali itu.
Spiderman cukup awet mempengaruhi pikiran Luqman hingga beberapa lama, hingga muncul tokoh baru yang ia lihat dari stiker-stiker pemberian seorang teman untuk anak-anak saya. Lelaki gagah, bersayap kain panjang yang menjuntai di punggungnya. Akibat mengidoalakan tokoh itu, kerudung ibunya pun jadi sasaran. Dengan mengikatkan dua ujung kerudung di lehernya, anak saya sudah berubah jadi seorang superman kecil yang berlari dan kadang melompat dari atas meja.
Namun akhir-akhir ini, sejak saya belikan serial kisah nabi-nabi sepertinya tokoh idola anak saya sudah berubah sama sekali. Dia tidak mau lagi disebut spiderman ataupun superman, tak lagi membuat sayap tiruan di punggungnya, ataupun menjalin tali temali di kaki meja. Tokoh panutannya sekarang adalah sosok anak lelaki yang pemberani yang ada dalam kisah nabi dan sahabat.
Tokoh pertama adalah Nabi Daud a.s. Buku berjudul Daud Sang Penakluk, mengisahkan perlawanan Bani Israil yang dipimpin Raja Thalut terhadap kesewenang-wenangan Jalut. Saat itulah hadir Daud kecil menunjukkan keberaniannya melawan Jalut yang bertubuh besar dan kuat, hingga akhirnya Jalut kalah di tangan Daud. Buku ini minta dibacakan hingga berulang-ulang, dan bahkan Luqman berusaha keras membaca sendiri, padahal sebelumnya agak malas melancarkan bacaannya.
Dan tokoh berikutnya yang kini sedang digandrungi Luqman adalah Ali bin Abi Thalib. Berbagai kisah tentang Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib kelihatannya banyak mempengaruhi dia. Memang, awal kekaguman Luqman pada tokoh idolanya selalu dimulai dengan kisah heroik. Dalam film Muhammad The Last Prophet yang ditontonnya berulang-ulang, digambarkan tentang Ali kecil yang tidur di ranjang Nabi untuk mengelabui para pemuka Quraisy. Sungguh itu merupakan keberanian yang sangat menakjubkan di mata anak saya. Apalagi sewaktu membaca kisah perobohan benteng khaibar oleh Ali bin Abi Thalib dengan pedang Zulfikar pemberian Nabi, sepertinya, kekaguman itu semakin hari semakin terpatri.
Dan sekarang Luqman jadi lebih rajin ikut shalat berjamaah bareng papanya dan juga kakaknya, padahal biasanya dia bolong-bolong. Seringnya absen untuk ikut sholat. Saat kami tanya kenapa dia jadi rajin sholat, Luqman pun menjawab, "Karena Ade ingin seperti Ali bin Abi Thalib. Ali kan anak yang rajin sholat!".
Rupanya karena kami sering bercerita bahwa Ali bin Abi Thalib sudah ikut sholat bersama Nabi sejak ia masih kecil, anak saya jadi terus memikirkannya dan ingin menirunya juga. Subhanallah! Betapa hebat pengaruh seorang tokoh idola yang hidup di pikiran anak-anak kita.
Walaupun mungkin agak terlambat, karena harus menunggu hingga anak lelaki saya berumur 5 tahun, saya baru mengerti dan menyadari sekarang bahwa kita, para orang tua, sesungguhnya ikut andil dalam menghadirkan tokoh yang akan digandrungi oleh anak-anak kita. Negatif atau positifnya tokoh idola mereka, tergantung dari apa tayangan, bacaan, dan kisah yang kita sajikan buat mereka. Semoga kita semua diberi kemampuan untuk konsisten memberikan hanya yang baik untuk anak-anak kita. Amin.
Selasa, 08 September 2009
Universitas Harvard
Monday, 16 November 2009
Rabu, 02 September 2009
Beasiswa Jepang
Arip Nurahman
Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, USA.
Qualifying Examinations for Applicants for Japanese Government (Monbukagakusho) Scholarships 2009 - Examination Questions (All PDF files)
Research students | |
PDF 404KB | |
PDF 415KB | |
PDF 50KB |
Undergraduate students | |
PDF 404KB | |
PDF 415KB | |
PDF 49KB | |
PDF 49KB | |
PDF 242KB | |
PDF 156KB | |
PDF 384KB | |
PDF 162KB |
College of technology students | |
PDF 297KB | |
PDF 67KB | |
PDF 146KB | |
PDF 160KB | |
PDF 501KB | |
PDF 134KB |
Special training college students | |
PDF 184KB | |
PDF 504KB | |
PDF 79KB | |
PDF 72KB |
Qualifying Examinations for Applicants for Japanese Government (Monbukagakusho) Scholarships 2008 - Examination Questions (All PDF files)
Research students | |
PDF 165KB | |
PDF 210KB | |
PDF 265KB | |
PDF 290KB | |
PDF 73KB |
Undergraduate students | |
PDF 165KB | |
PDF 210KB | |
PDF 265KB | |
PDF 290KB | |
PDF 31KB | |
PDF 35KB | |
PDF 106KB | |
PDF 110KB | |
PDF 217KB | |
PDF 162KB |
College of technology students | |
PDF 105KB | |
PDF 177KB | |
PDF 180KB | |
PDF 45KB | |
PDF 93KB | |
PDF 99KB | |
PDF 313KB | |
PDF 135KB |
Special training college students | |
PDF 108KB | |
PDF 311KB | |
PDF 52KB | |
PDF 57KB |
Japanese studies students | |
PDF 896KB | |
PDF 32KB |
Qualifying Examinations for Applicants for Japanese Government (Monbukagakusho) Scholarships 2007 - Examination Questions (All PDF files)
Research students | |
PDF 163KB | |
PDF 204KB | |
PDF 222KB | |
PDF 283KB | |
PDF 72KB |
Undergraduate students | |
PDF 163KB | |
PDF 204KB | |
PDF 222KB | |
PDF 283KB | |
PDF 34KB | |
PDF 33KB | |
PDF 136KB | |
PDF 109KB | |
PDF 241KB | |
PDF 167KB | |
PDF 169KB |
College of technology students | |
PDF 111KB | |
PDF 191KB | |
PDF 193KB | |
PDF 50KB | |
PDF 111KB | |
PDF 130KB | |
PDF 132KB |
Special training college students | |
PDF 112KB | |
PDF 325KB | |
PDF 48KB | |
PDF 56KB |
Japanese studies students | |
PDF 467KB | |
PDF 23KB |
Qualifying Examinations for Applicants for Japanese Government (Monbukagakusho) Scholarships 2006 - Examination Questions (PDF)
Research students | |
PDF 79KB | |
PDF 51KB | |
PDF 45KB | |
PDF 57KB |
Undergraduate students | |
PDF 79KB | |
PDF 51KB | |
PDF 45KB | |
PDF 57KB | |
PDF 36KB | |
PDF 37KB | |
PDF 123KB | |
PDF 97KB | |
PDF 198KB | |
PDF 204KB |
College of technology students | |
PDF 25KB | |
PDF 49KB | |
PDF 61KB | |
PDF 51KB | |
PDF 90KB | |
PDF 139KB |
Special training college students | |
PDF 73KB | |
PDF 68KB | |
PDF 55KB |
Japanese studies students | |
PDF 499KB |
Sumber:
Kedubes JEPANG
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan Tetap Bersemangat
Gempa dan Anak-Anak
Siangnya, entah mengapa Azkia terus berbicara saat kami sedang di halaman. Sepertinya ia mengafirmasi ulang kata-kata yang ia baca di buku dan pernah diceritakan papanya, "Langit dan bumi milik Allah, Allah-lah yang menciptakannya. Manusia tidak akan pernah tahu kapan ia akan kembali kepada Allah.... dan seterusnya hingga adiknya pun menimpali dengan kalimat-kalimat yang nyaris sama".
Saya dengarkan saja sambil hati sedikit "kecut" mendengarnya. Mungkin karena mendengar dari ocehan anak kecil yang jiwanya masih relatif bersih dibandingkan saya orang dewasa.
Saat gempa mulai terasa di sore harinya saya tersentak. Kami memanggil anak-anak untuk keluar. Luqman sepertinya sedang di dapur. Dia agak lama datang sewaktu dipanggil. Baru setelahnya saya tahu. ternyata dia sedang memanjat meja untuk mengambil plastik saat getaran mulai terjadi.
Di jalanan depan rumah kami berkumpul dengan hati was-was. Anak-anak dipeluk sambil terus berdzikir. Luqman belum menyadari apa yang terjadi, sehingga dia terus bertanya, "Mama, kenapa buminya berguncang begini? Kenapa Mama? Ade takut!". Kami pun katakan padanya bahwa ini adalah gempa bumi, kita berdoa saja.
Setelah getaran akhirnya mereda, kami mulai naik ke teras rumah sambil tetap waspada. Setelah itulah banyak kejutan terjadi. Anak-anak masih kami minta untuk tetap di luar selama beberapa saat. Setelah merasa cukup aman, baru mereka masuk rumah.
Azkia meminta ikut shalat ashar sama papanya, sedangkan Luqman bersama saya. Dia terus berceloteh, "Mama, Ade takut kalau malam-malam ada gempa lagi. Gimana kita keluarnya kan gelap"
"Tadi Ade pikir ada manusia yang terbang ke atas lalu mengguncangkan bumi" katanya lagi penuh imajinasi dan rasa penasaran.
Sehabis sholat ashar Azkia berbisik, "Mama, sehabis sholat tadi Kakak berdo'a kepada Allah, Kakak ingin jadi anak yang baik, patuh pada Allah, selalu sholat, patuh pada orang tua". Saya nggak tahan untuk tidak memeluk dan mencium dia.
Sambil menunggu saya mulai memasak di dapur, anak-anak di teras bersama papanya dan mulai mengobrol tentang topik gempa. Mereka jadi penasaran mengapa gempa terjadi. Saya ambilkan satu buku lama yang berbicara tentang pergerakan bumi dan membiarkan mereka membaca dan membahasnya. Luqman bertanya, "Lalu siapa yang bisa menghentikan gempa?", dan Azkia menjawab dengan tangkas, "Allah De... Allah yang menciptakan bumi ini, bukan manusia. Jadi Allah saja yang bisa menghentikan gempa" ujarnya sebijak seorang alim.
Tak lama kemudian, Luqman tergopoh-gopoh ke rak buku. Sepertinya mencari sesuatu. Lama-lama dia minta tolong dengan setengah memaksa pada papanya untuk mengambilkan Al Qur'an terjemahan, karena ia tak juga menemukannya. Setelah diberikan Luqman menarik papanya duduk, meminta dibacakan ayat Al Quran tentang guncangan bumi. Sedikit heran memang, tapi kemudian suami saya memenuhi permintaan Luqman karena si kecil itu seperti hampir menangis karena ingin sekali mendapat berita tentang semua yang barusan terjadi.
Subhanallah, sambil memasak hati saya terus tak henti memuji kebesaran Allah, karena telah menganugerahi anak-anak saya dengan kepekaan spiritual jauh melampaui apa yang saya bayangkan. Dulu, saat saya seusia mereka, saya hanyalah anak kecil yang tak banyak tahu dan tak punya sensitivitas ketuhanan seperti mereka.
Ya Allah, semoga mereka benar-benar jadi anak yang tidak hanya pintar, tapi juga shaleh. Amin
Selasa, 01 September 2009
Asyiknya Meneliti
Are researchers using more and more animals every year? | |
The number of animals used in research has actually declined in the past 20 years. As technology advances, researchers are able to rely on computer models and other methods instead of animal testing. Some estimates show a reduction in animal use as high as 50 percent. Since 1967, the number of cats used in research has dropped 66 percent. |
Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih