LUBUKLINGGAU-Beberapa waktu lalu, pemerintah mengisyaratkan akan menghapuskan sistem Ujian Nasional (UN) yang dirasa tidak tepat lagi dilakasanakan bagi pelajar. Menanggapi hal tersebut, Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi, menyatakan tidak sepakat kalau sistem UN dihapuskan. Sebab, kata dia, penghapusan UN rentan dengan indikasi jual beli nilai yang dilakukan guru terhadap anak didiknya.
“Sebenarnya segala sesuatu ada kebaikan dan kejelekannya. Kalau pun sistem UN mau dihapuskan harus difikir ulang, karena sangat rentan dengan jual beli nilai. Apalagi mutu lulusan juga diragukan. Secara pribadi saya tidak sepakat kalau UN dihapuskan,” ungkap Riduan, kepada sejumlah wartawan usai acara penyerahan dana perkuatan modal bagi koperasi melalui sistem karya usaha mandiri di Aula SMK Negeri 2 Lubuklinggau, Rabu (2/12).
Ditambahkannya, kalau UN dihapuskan tentunya akan mengakibatkan kualitas lulusan dari sekolah tersebut kurang meyakinkan, karena masing-masing sekolah akan berkompetisi untuk sebanyak-banyaknya meluluskan siswanya tanpa memperhatikan kualitas siswa tersebut.
“Untuk Kota Lubuklinggau sendiri tampaknya bisa diacungi jempol, karena setiap tahunnya selalu meluluskan 100 persen siswanya. Tetapi, hal tersebut bisa jadi percuma karena lulusan tapi menambah pengangguran di Kota Lubuklinggau,” lanjut Riduan.
Apabila UN harus dihapuskan, Riduan mengharapkan kepada seluruh kepala sekolah harus benar-benar memperhatikan anak didiknya demi mencapai nilai yang setinggi-tingginya. Terlebih lagi guru yang mengajar, harus mempunyai inovasi baru demi meningkatkan kompetensi siswanya dalam menghadapi dunia yang semakin canggih.(05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar