Senin, 17 Januari 2011
Kesuksesan Berawal dari Ide Kreatif
Yenni Agustina, Guru Madrasah Kreatif dan Inovatif Tingkat Nasional
Lebih kurang 10 tahun mengabdikan diri sebagai guru di MAN I Model Lubuklinggau. Yenni Agustina, terus berkreasi untuk menggali potensi seni yang dimilikinya. Wanita kelahiran Lubuklinggau, 26 Agustus 1974 ini menuangkan hobi seninya untuk membuat sebuah media pembelajaran. Yang akhirnya media hasil karyanya berhasil membawanya menjadi pemenang pertama dalam Pemilihan Guru Madrasah Kreatif Dan Inovatif Tingkat Nasional. Berikut ceritanya.
Sulis dan Yuliansyah Al-Fajri, Ulak Surung
Yenni Agustina masih asik menikmati aktivitas mengajarnya. Sembari menunggu kedatangan guru berprestasi ini, wartawan koran ini segera menemui Kepala MAN I Model Lubuklinggau Himarwan. Dalam perbincangan tersebut, Himarwan mengungkapkan kebahagiaannya, atas kerja sama guru dan staf di MAN I Lubuklinggau selama ini. Ia mengakui keberhasilan yang terus diraih MAN I, tidak lepas dari usaha dan kerja keras para guru.
MAN I Model Lubuklinggau terletak di Jalan Jenderal Sudirman No 2, Ulak Surung, Lubuklinggau Barat II. Di sana pula, Yenni Agustina menempa berbagai pengalaman mengajar dan menuangkan ide kreatifnya. Dari sederet prestasi yang pernah diraih, Juli 2009 lalu, istri dari Suyatno ini berhasil meraih juara III, Lomba Media Pembelajaran di Kota Malang, Provinsi Jawa Tengah.
September 2010 ia membrowsing informasi dari Kementrian Agama (Kemenag), lalu mengirimkan fortofolio ke Jakarta. Setelah melalui penyeleksian yang dilakukan Direktorat Pendidikan, akhirnya rancangan media pembelajaran karya Ibu dari M Faizal (8) dan Fitran Husein (6)ini berhasil menarik hati juri.
“Setelah tim verifikasi dari pusat datang ke MAN I Model Lubuklinggau, akhirnya Kemenag meminta saya untuk ke Jakarta dan mempresentasikan fortofolio yang saya buat. Awalnya sempat minder, lantaran saingannya banyak yang sudah menempuh S2 bahkan S3. Seingat saya waktu itu, peserta Pemilihan Guru Madrasah Kreatif dan Inovatif Tingkat Nasional ini ada 139 orang. Namun saya berusaha menguatkan kepercayaan diri,” jelas Yenni Gustina.
Sebuah karya yang dinamai pengembangan proses yang terbaru ahli waris dilengkapi dengan fara’it putar, cukup memikat hati para juri.
Lantas apa yang menginspirasi Yenni Agustina membuat media pembelajaran seperti ini? Ternyata, sepanjang pengabdiannya, Yenni menyimpulkan tidak sedikit dari siswa-siswi MAN I Model Lubuklinggau masih bingung cara mempelajari tentang waris. Berikut rentetan teori yang mengikutinya.
Nah, untuk memotivasi peserta didik agar mempelajari ilmu waris dengan enjoy, kekreatifannya mampu menciptakan sebuah media pembelajaran yang yang dapat membantu sistem belajar siswa-siswinya.
Alhasil, dalam proses belajar mengajar yang dilaluinya, Yenni berusaha membuat suasana belajar siswa menjadi senyaman mungkin. Ia akan mengusahakan agar pembuatan media belajar yang kedua ini bisa diselesaikan secepatnya.
“Sebelumnya, ketika saya membuat media pembelajaran untuk tajwid, penyelesaiannya membutuhkan waktu lebih kurang dua bulan. Selama dua bulan, saya berusaha mengkombinasikan warna, menentukan letak dan posisi serta mengkolaborasikan ketepatan, kejelasan, keunikan dan keakuratan media yang saya buat. Media pembelajaran pertama tersebut bisa menjadi alat bantu ketika saya mengajar Qur’an dan Hadits,” jelas PNS yang bertempat tinggal di Jalan Patimura No 7 RT 4 Kelurahan Mesat Jaya, Lubuklinggau Timur I.
Ia berharap, media pembelajaran kedua ini dapat diselesaikannya dalam waktu cepat. Untuk mengantisipasi terjadinya pembajakan oleh oknum, alumni Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI IAIN Raden Fatah Palembang tersebut akan membuat hak paten atas media pembelajaran ciptaannya. Selain itu ia masih akan melakukan penelitian tindakan kelas sekaligus melihat keefektifitasan media pembelajaran ciptaannya itu.
“Saya berharap tahun-tahun berikutnya kegiatan seperti ini terus digelar. Selama ini Kementrian Agama sudah sangat memperhatikan guru-guru di lingkungan Kemenag, dan harapannya semoga ke depan perhatian ini terus memupuk semangat guru-guru khususnya guru Madrasah agar bisa semakin kreatif, berinovasi sehingga menciptakan satu teknik belajar maupun media belajar yang efektif dan menyenangkan bagi pelajar,” jelas Yenni.
Di akhir perbincangan, wanita yang teguh memegang motto dengan seni hidup jadi memiliki banyak pilihan cantik tersebut mengungkapkan kebahagiaannya. Dari hasil kerja keras dalam menuangkan ide-ide yang unik ini, Direktorat Ketenagakerjaan menghadiahkan piala, umroh dan uang senilai Rp 10 juta. Selain itu, Direktorat Pendidikan Indonesia juga memberikan satu sertifikat penghargaan juara I sebagai Guru Madrasah Kreatif Dan Inovatif Tingkat Nasional. “Insya Allah, berangkat umrohnya Maret mendatang,” jelas Yenni Agustina.(*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar