Banyak pengalaman guru yang setuju bahwa penyampaian informasi kepada siswa sangat penting tetapi pengajaran siswa mengenai bagaimana untuk berpikir lebih penting lagi. Pengalaman guru juga mengetahui bahwa konsep adalah pondasi bangunan dasar untuk berpikir, terutama sekali berpikir tingkat tinggi, dalam berbagai subjek. Konsep mengijinkan individu untuk mengelompokkan objek dan idea networks yang memandu berpikir kita. Proses belajar konsep mulai pada awal-awal umur (muda) dan kontinu keseluruhan hidup seperti manusia berkembang lebih dan lebih ke arah konsep kompleks, keduanya dalam sekolah atau di luar sekolah. Belajar konsep krusial di sekolah dan dalam kehidupan setiap manusia, karena konsep mengijinkan pemahaman yang bermutu beberapa manusia dan menyediakan basis interaksi verbal.
Fokus dari bab ini pada pengajaran konsep dan bagaimana guru dapat menolong siswa tercapai dan berkembang konsep dasarnya yang dibutuhkan untuk belajar lebih lanjut dan berpikir tingkat tinggi. Bagian pertama sepakat membahas tentang hakikat konsep dan pentingnya dalam pendidikan. Bagian berikutnya menyediakan wawasan singkat ketiga pendekatan pengajaran konsep dan ringkasan penelitian yang mendasari dan mendukung model pengajaran konsep. Bagian akhir menjelaskan pengajaran spesifik dan prosedur evaluasi yang berhubungan dengan ketiga pendekatan pengajaran konsep.
PERSPEKTIF DAN RASIONAL
”Bola.” ”Kursi.” ”Box.” ”Meja.” ”Crayon.” Kim sedang menamai sesuatu, dan objek tempat ke dalam kelompok atau kelas. Dia (perempuam) mengembangkan konsep. Kombinasi sesuatu yang konkret, seperti bola, dengan kualitas abstrak, seperti bulat, memungkinkan Kim mengidentifikasi kelas objek yang berbeda dari yang lain. Secara berulang-ulang penyortiran dan pengelompokan bola yang berbeda, dia dapat secepatnya membentuk konsep abstrak untuk objek yang sama yang mengijinkan dia untuk berpikir mengenai it dan, secepatnya, untuk mengomunikasikan dengan yang lain mengenai itu.
Hakikat Konsep
Tiap hari pemakaian terminologi konsep digunakan dalam beberapa cara. Kadang-kadang konsep mengacu pada ide yang dimiliki seseorang, seperti ”Konsep ku bagaimana presiden harus bertindak secara langsung.” Di lain waktu, konsep digunakan seperti hipotesis, contoh, ”Konsep ku adalah kita selalu berdebat karena kita sangat banyak menggunakan embel-embel.” Ketika terminologi konsep digunakan dalam hubungan dengan pengajaran dan belajar, konsep lebih sesuai pada arti dan mengacu pada cara pengetahuan dan pengalaman yang dikategorikan.
Belajar konsep secara esensial ”meletakkan sesuatu ke dalam kelas” dan kemudian dapat mengenali anggota dari kelasnya (R. M. Gagne, 1985, p. 95). Keperluan ini bahwa individu dapat mengambil bagian dari kasus, pada kasus ini kelas mengistilahkan anjing, yang dibagi dalam atribut tertentu. Proses ini memerlukan pembuatan keputusan mengenai apakah bagian kasus (tertentu) adalah sekejap (instan) pada kelas yang luas.
KONSEP MEMILIKI DEFINISI DAN LABEL
Semua konsep memiliki nama atau label dan banyak atau sedikit sesuai dengan definisi. Sebagai contoh, secara relatif bagian kecil dari daratan yang dikelilingi oleh air pada seluruh sisinya dilabeli dengan pulau. Label dan definisi mengijinkan pemahaman dan komunikasi yang bermutu dengan yang lainnya menggunakan konsep. Semuanya menyaratkan untuk pengajaran dan belajar konsep.
KONSEP MEMILIKI ATRIBUT KRITIS
Konsep juga memiliki atribut yang mendiskribsikan dan menolong mendefinisikan semuanya. Beberapa atribut ada yang kritis dan digunakan untuk memisahkan satu konsep dari yang lainnya. Sebagai contoh, sebuah segitiga sama sisi adalah segitiga dengan ketiga sisinya sama. Atribut kritisnya bahwa itu harus segitiga dan tiap sisinya harus sama. Segitiga tanpa ketiga sisinya sama bukanlah segitiga sama sisi. Sebagai tambahan, jika konsep adalah subset pada konsep yang luas, kemudian itu juga harus mengandung atribut kritis pada konsep yang luas. Sebuah segitiga sama sisi adalah anggota dari kelas konsep yang disebut segitiga dan harus mengandung semua atribut kritis dari segitiga.
KONSEP MEMILIKI ATRIBUT NONKRITIS
Beberapa atribut bisa ditemukan dalam beberapa anggota tetapi tidak dalam semua anggota kelas. Hal ini disebut dengan atribut nonkritis. Sebagai contoh, ukuran adalah atribut nonkritis dan segitiga sama sisi. Semua konsep memiliki keduanya yaitu atribut kritis dan nonkritis dan itu kadang-kadang sulit bagi siswa untuk membedakan di antara keduanya. Sebagai contoh, konsep burung dalam banyak pikiran manusia secara khusus dihubungkan dengan atribut nonkritis, terbang. Robins, kardinals, elang, dan banyak burung lainnya dapat terbang. Terbang, bagaimanapun, bukan atribut kritis dari burung karena ostriches dan penguin tidak dapat terbang. Fokus secara eksklusif dalam atribut kritis dan jenis anggota dari sebuah kelas kadang-kadang dapat menyebabkan kebingungan ketika belajar konsep baru. Meskipun terbang adalah atribut nonkritis dari burung, itu termasuk tipe dari kebanyakan burung dan harus dijelaskan dalam pengajaran mengenai hal itu.
KONSEP SENDIRI DAPAT DITEMPATKAN KE DALAM KATAGORI
Konsep, seperti kebanyakan objek atau ide lain, dapat dikategorikan dan dilabelkan. Mengetahui perbedaan tipe konsep sangat penting karena, ketika akan diilustrasikan kemudian, perbedaan tipe konsep memerlukan perbedan strategi pengajaran. Salah satu cara pengelompokan konsep menurut struktur aturan yang menggambarkan kegunaan itu.
Beberapa konsep memiliki struktur aturan konstan. Konsep tentang pulau, sebagai contoh, selalu mengandung daratan yang dikelilingi air. Segitiga datar, digambarkan dengan tiga sisi dan tiga sudut. Struktur aturan untuk konsep ini konstan. Atribut kritis ini dikombinasikan dalam cara aditif dan selalu sama. Tipe konsep ini diarahkan pada konsep konjungtif.
Konsep yang lain secara luas dan lebih fleksibel serta mengijinkan seperangkat alternatif atribut. Struktur aturan ini bukan konstan. Sebagai contoh, konsep strike di baseball berdasarkan pada jumlah kondisi alternatif. Strike mungkin ketika memukul (batter) swings dan luput, ketika wasit menentukan yang melempar dalam zona strike meskipun pukulan tidak mengayun (mengenai) bola, atau ketika pukulannya memukul foul ball. Tipe konsep ini disebut konsep disjungtif, artinya, satu mengandung seperangkat alternatif atribut. Konsep kata benda (noun) adalah contoh lain dari konsep disjungtif. Itu mungkin bisa orang, tempat, atau benda, tetapi itu tidak dapat ketiga-tiganya dalam waktu yang sama.
Tipe ketiga dari konsep adalah satu yang struktur aturannya bergantung pada hubungan. Konsep aunt (bibi) menyatakan hubungan tertentu antara saudara kandung (siblings) dan keturunan (offsprings). Konsep waktu (time) dan jarak (distance) juga merupakan konsep relasional. Untuk memahami salah satu dari konsep, satu harus tahu yang lain, ditambah hubungan antara keduanya. Sebagai contoh, minggu (week) didefinisikan sebagai rangkaian hari yang memiliki titik permulaan satu hari (khususnya minggu) dan titik akhir tujuh hari (khususnya Sabtu) dan jangka waktunya tujuh hari.
Akhirnya, konsep dapat diklasifikasikan sebagai independen atau koordinat. Beberapa konsep memiliki aturan independen dan dapat diajarkan dengan dirinya sendiri. Contoh sebelumnya, seperti pulau dan segitia sama sisi, termasuk dalam kategori independen. Banyak konsep memiliki aturan dependent (bergantung) dan harus diajarkan secara simultan dengan yang lain dengan hubungan yang sangat erat atau konsep koordinat. Contoh konsep koordinat termasuk bapak, ibu, adik, dan kakak, semuanya harus diajarkan dan dimengerti dalam hubungan satu sama lain. Demokrasi adalah konsep koordinat lain yang harus dihubungkan dengan seluruh perangkat yang kompleks seperti rakyat, kekuatan, dan kebebasan. Contoh yang terakhir dari konsep koordinat adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin, yang hanya dapat dimengerti dalam hubungan satu sama lain dan dalam konsep yang lebih besar yaitu musim.
Konsep yang memiliki struktur aturan kompleks seperti disjungtif dan konsep relasional secara normal lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan yang sederhana, struktur aturan konstan. Dengan cara yang sama, konsep koordinat lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan konsep independen. Itu menolong menjelaskan bagaimana beberapa siswa yang menguasai konsep prasyarat sederhana memeliki kesulitan dengan kerja yang lebih tinggi tentang setiap lapangan subjek.
KONSEP DIBELAJARKAN MELALUI CONTOH DAN NONCONTOH
Belajar konsep tertentu melibatkan identifikasi keduanya yaitu contoh dan noncontoh. Sebagai contoh, sapi adalah contoh dari hewan tetapi itu noncontoh untuk reptil. Australia adalah contoh dari negara di bumi bagian selatan, tetapi itu noncontoh untuk negara berkembang. Katun dan sutera adalah contoh konsep pabrik, tetapi kulit dan baja noncontoh. Ketika akan didiskribsikan kemudian, cara contoh dan noncontoh sangat penting diidentifikasikan dan digunakan dalam konsep pelajaran.
KONSEP DIPENGARUHI OLEH KONTEKS SOSIAL
Atribut kritis dari konsep konjungtif, seperti segitiga sama sisi, ditentukan tanpa dipengaruhi dengan konteks sosial. Akan tetapi, konsep disjungtif dan relasional seperti kemiskinan atau literacy rate berubah dari satu sosial konteks ke yang lainnya. Konsep dengan perubahan atribut kritis sering ditemukan dalam sains behavioral dan sosial serta membutuhkan definisi operasional yang bergantung pada konteks sosial atau lingkungan budaya di mana itu digunakan. Mempertimbangkan konsep bibi (aunt). Di dalam masyarakat, konsep bibi (aunt) atau auntie mengacu pada beberapa orang dewasa dalam masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk merawat anak tertentu dan tidak ada kaitan dengan hubungan darah. Juga mempertimbangkan konsep geografis utara atau selatan ketika berhubungan dengan iklim. Anak-anak di belahan bumi utara diajarkan bahwa ketika satu pergi ke selatan, iklimnya sedang panas (warmer). Sesungguhnya itu tidak akan benar untuk anak-anak di Australia atau Argentina. Label konsep juga dipengaruhi oleh konteks. Di Inggris kaca depan mobil (car’s windshield) disebut windscreen, dan trunk disebut boot. Konsepnya sama, labelnya berbeda.
BELAJAR KONSEP MELIBATKAN BELAJAR PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL
Pengetahuan konseptual adalah kemampuan pebelajar untuk mendefinisikan sebuah konsep berdasarkan pada beberapa kriteria (sebagai contoh, kharakteristik atau hubungan fisik) dan untuk mengenali hubungan konsep dengan konsep yang lain. Itu menyiratkan pemahaman tipikal atau kejadian terbaik dari kelas, yang bergantung pada definisi atribut. Sebagai contoh, jika kamu mengidentifikasi tipikal atau contoh terbaik dari laki-laki dewasa dalam terminologi tinggi, kamu kemungkinan akan menggunakan prototipe kamu seseorang dengan tinggi sekitar 6 kaki. Kamu tidak akan menggunakan tinggi pemain basket sekitar 7 kaki 6 inchi atau tingi joki 4 kaki 8 inchi.
Pengetahuan prosedural konsep mengacu pada kemampuan siswa untuk menggunakan konsep dalam membeda-bedakan fashion. Itu melibatkan kemampuan untuk menggunakan pendefinisian atribut konsep untuk membandingkan (compare dan contrast) dengan yang serupa tetapi dengan konsep berbeda. Pengetahuan prosedural mengenai laki-laki akan mengijinkan perbandingan dengan konsep yang serupa seperti perempuan, anak perempuan, anak laki-laki, orang tua, anak muda, dan orang tinggi.
Untuk memahami perbedaan antara pengetahuan konseptual dengan prosedural, berpikir lagi tentang konsep segitiga sama sisi. Belajar konsep segitiga sama sisi melibatkan kedua akuisisi pengetahuan konseptual dan pengembangan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual ada ketika siswa mengetahui definisi atribut dari segitiga sam sisi dan dapat berbicara dengan jelas mengenai itu semua. Siswa dengan pengetahuan konseptual dari sebuah segitiga sama sisi akan mendefinisikan itu sebagai bidang datar, yang digambarkan dengan tiga sudut yang sama dan tiga sisi yang sama panjang. Siswa ini akan dapat menggeneralisasi kejadian tunggal dari segitiga sama sisi ke dalam semua kelas. Siswa dengan pengetahuan prosedural, bagaimanapun, dapat menerapkan definisi dan dapat membedakan kelas segitiga dari kelas yang lain dari segitiga dan bangun tertutup lainnya, gambar bidang datar sederhana, seperti segi empat atau segi delapan. Siswa juga dapat menggeneralisasi dan membedakan antar kejadian baru yang dihadapi pada segitiga sama sisi.
OVERVIEW PENGAJARAN KONSEP
Pengajaran konsep sebenarnya melibatkan sejumlah model yang berbeda. Tiga variasi pengajaran konsep seperti efek pembelajaran, sintaks, dan struktur lingkungan secara singkat dinyatakan dalam bagian ini. Kebiasaan pengajaran dihubungkan dengan tiga pendekatan secara menyeluruh diujikan di bab berikutnya.
Pengaruh Instruksional pada Pengajaran Konsep
Model pengajaran konsep telah dikembangkan terutama untuk mengajar ide kunci yang melayani sebagai pondasi bagi siswa berpikir tingkat tinggi dan menyediakan basis untuk pemahaman dan komunikasi yang bermutu. Seperti model yang tidak didesain untuk mengajar dalam jumlah yang banyak pada informasi bagi siswa. Meskipun, dengan belajar dan penerapan konsep kunci di dalam memberi disiplin atau subjek, siswa dapat mentransfer belajar spesifik untuk area yang lebih luas. Pada dasarnya, tanpa pemahaman yang bermutu pada konsep kunci tertentu, pembelajaran area subjek hampir tidak mungkin.
Tiga Pendekatan untuk Pengajaran Konsep
Ada banyak pendekatan untuk pengajaran konsep, tetapi tiga basic dasar telah diseleksi untuk bab ini: (1) presentasi langsung (direct presentation), (2) pembentukan konsep (concept formation), dan (3) pencapain konsep (concept attainment).
PRESENTASI LANGSUNG
Pada pendekatan presentasi langsung, guru secara hati-hati menyediakan urutan presentasi expository (penjelasan) dan/atau interrogatory (pemeriksaan) pada konsep, mengandung banyak contoh ilustratif. Dibangun dari kerja Tennyson dan yang lainnya (1983), model ini mengandung beberapa prinsip yang sama dari desain pembelajaran seperti model presentasi pengajaran didiskusikan dalam bab sebelumnya. Pendekatan presentasi langsung untuk pengajaran konsep membuat perbedaan tentang kebiasaan guru yang sesuai berdasarkan pada hakikat konsep yang diajarkan.
PEMBENTUKAN KONSEP
Berdasarkan kerja Hilda Taba (1967), pendekatan ini terutama sekali bermanfaat ketika tujuan belajar mengandung penemuan konsep baru dan pengembangan konsep–strategi pembangunan. Pelajaran pembentukan konsep mengandung pertolongan bagi siswa untuk membedakan properti objek atau kejadian, untuk mengelompokkan properti ini berdasarkan pada unsur umum, dan untuk membentuk kategorinya sendiri dan melabeli skema. Tujuan utamanya adalah pengembangan keahlian membedakan dan mengelompokkan.
PENCAPAIAN KONSEP
Dipengaruhi oleh kerja Bruner dan koleganya (1956), pendekatan pencapain konsep digunakan ketika siswa siap dengan beberapa ide mengenai konsep tertentu atau seperangkat konsep. Melalui pertimbangan berbagai contoh dan noncontoh dari konsep tertentu, guru mempromosikan berpikir induktif oleh siswa dan menolong mereka mengawasi proses berpikir mereka.
Pembedaan antar ketiga pendekatan dan kebiasaan pengajaran spesifik akan dideskribsikan lebih detail di bab berikutnya.
Sintaks Pengajaran Konsep
Ada empat fase atau langkah utama di masing-masing pendekatan pengajaran konsep yang dijelaskan dalam bab ini. Ada, meskipun, variasi dalam urutan aktivitas belajar dan perilaku guru pendamping di fase 2 dan 3. variasi ini akan disoroti dan dideskribsikan kemudian. Semua urutan dari fase, meskipun, dirangkum dalam Tabel 8.1.
Tabel 8.1 Sintaks Pengajaran Konsep
FASE | PERILAKU GURU | |
Fase 1: Fase 2 atau 3: Fase 2 atau 3: Fase 4: | Tujuan penyajian dan penetapan Daftar, label, definisi Contoh dan noncontoh penyajian Menolong siswa menganalisis berpikir dan mengintegrasikan belajar | Guru menjelaskan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa siap belajar Guru menamai konsep dan mengidentifikasi atribut kritis di presentasi langsung. Di pembentukan konsep, guru menolong siswa membedakan properti kelompok dan label identifikasi bentuk. Di pencapaian konsep, siswa melibatkan dalam proses induktif di mana mereka menemukan atribut konsep. Guru menampilkan contoh, menggunakan pendekatan pencapaian konsep dan presentasi langsung. Di pembentukan konsep, objek kelompok siswa dengan karakteristik. Guru membantu siswa untuk berpikir tentang pikirannya sendiri dan untuk mengintegrasikan belajar baru |
Struktur Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar untuk pengajaran konsep adalah salah satu yang bisa dinyatakan sebagai terstruktur sedang. Guru membuat keputusan mengenai konsep untuk mengajar dan di mana pelajaran konsep harus diurutkan di dalam unit yang lebih luas dari studi. Guru juga menyeleksi contoh dan noncontoh terbaik dari konsep berdasarkan latar belakang dan pengalaman siswa. Saat pelaksanaan pelajaran konsep, meskipun, ada banyak penyebab ketika peran utama guru menjadi salah satu respon untuk ide siswa, pendorong partisipasi siswa, dan siswa pendukung saat mereka mengembangkan keahlian penalaran mereka. Pengecek untuk pemahaman dan pemberian kesempatan siswa untuk menyelidiki proses berpikir mereka sendiri juga memanggil pendukung dan pendorong guru. Lingkungan belajar untuk pengajaran konsep, hanya sebagai model presentasi yang dijelaskan di Bab 7, memerlukan siswa untuk memberikan perhatian khusus pada pelajaran. Ketika pelajaran konsep dalam perkembangan, ini bukan waktu untuk berbicara pada tetangga, belajar, atau banyak aktivitas lain yang membutuhkan perhatian pergi dari pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar