Rabu, 29 April 2009

Bentuk-bentuk pentauhidan (pengesaan) Tuhan.

Ada beberapa bentuk pentauhidan.
Pertama mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya kedua mentauhidkan Tuhan dalam
sifatNya. Tiga mentauhidkan Tuhan dalam perbuatanNya.

Mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya berarti meyakini dalam amal perbuatan
maupun keyakinan bahwa Zat Tuhan hanya satu, tidak terangkap maupun
tersusun, sesuai dengan kemaha sempurnaanNya serta mengimani
keesaanNya sesuai kemaha kuasaanNya yang menafikan adanya kemungkinan
ada Tuhan lain. Mentauhidkan Tuhan dalam sifatNya berarti meyakini
bahwa Tuhan disemua sifatnya tidak ada yang lebih sempurna maupun
menyamaiNya.
Mentauhidkan dalam perbuatanNya bermakna meyakini sepenuh hati bahwa
disetiap perbuatanNya tidak ada zat lain yang ikut campur tangan sama
sekali.

Pembuktian Jumlah Tuhan

Andai jumlah Tuhan ada dua sedang Kita tahu Tuhan itu Maha tak
terbatas dalam kesempurnaannya. Ketika kita mengatakan Tuhan Maha
Kuasa maka berarti tidak ada satupun kekuasaan lain yang membatasinya.
Kita kembali pada pernyataan pertama andai Tuhan itu dua. Andai Tuhan
itu dua atau lebih maka kekuasaan Tuhan-Tuhan itu terbatasi. Tuhan
yang satu terbatasi kekuasaannya oleh Tuhan-Tuhan yang lain. Jadi
sifat maha kuasa tidak bisa dipakaikan pada Tuhan-Tuhan itu. Sifat
Maha Kuasa begitu juga dengan Maha kaya, Maha Indah dll hanya bisa
ditujukan pada satu Tuhan semata tidak lebih. Jadi jelas bahwa Tuhan
hanya ada satu.

Tuhan itu independen. Tuhan berdiri sendiri, tidak terpengaruhi oleh
yang lain sama sekali. Tuhan adalah wujud keseluruhan dari
kesempurnaan.

Pada saat dikatakan semua kebaikan berasal dariNya ada yang kemudian
berasumsi bahwa keburukan atau kekurangan juga berasal dariNya. Semua
selain Tuhan memang butuh pada sebab, begitupun kekurangan. Pada saat
ada kekurangan yang kita dapati dialam semesta ini itu tidak lain
berasal dari manusia itu sendiri. Sebagai misal Tuhan menciptakan air
untuk menghilangkan rasa haus tapi ketika terlalu banyak maka timbulah
penyakit. Pada dasarnya secara umum Tuhan tidak menghendaki manusia
berpenyakit tapi dengan ketidak seimbangan yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri munculah penyakit. Berbagai kekurangan pada manusia kurang
lebih seperti munculnya penyakit akibat meminum air terlalu banyak
diatas yaitu karena tindakan tidak seimbang yang dilakukan manusia.


Sebuah pembahasan tambahan
Mungkinkah Tuhan menciptakan batu sebesar-besarnya sehingga Tuhan
sendiri tidak mampu mengangkatnya. Dengan dasar Tuhan itu adalah Zat
Maha Kuasa?
Disini bukan masalah Tuhan bisa atau tidak tapi sifat Tuhan tidak
pernah bertentangan satu sama lain. Kedua Tuhan bisa menciptakan
apapun tapi tidak semua hal mempunyai potensi untuk dicipta. Seperti
batu pada pertanyaan diatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar