Selasa, 08 Desember 2009

Anak Jangan Dieksploitasi Untuk Tujuan Tertentu


LUBUKLINGGAU-Hasil penelitian UNICEF menyatakan, kekerasan terhadap anak banyak dilakukan tenaga pendidik (guru, red). Pernyataan ini mendapat tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Lubuklinggau, Septiana Zuraida Riduan, yang mengatakan hal itu suatu yang wajar apabila seorang guru memberikan pelajaran kepada anak didik yang dinilai nakal, asalkan dalam konteks pembelajaran dan batas kewajaran.
“Selagi perbuatan itu tidak melukai dan membuat anak menjerit. Saya rasa semua itu masih dalam batas kewajaran dan tak perlu dipermasalahkan,” katanya kepada wartawan koran ini usai menghadiri acara puncak peringatan HUT Darma Wanita Persatuan (DWP) ke-10 di Gedung Kesenian Sebiduk Semare Kota Lubuklinggau, Senin (7/12).
Kalaupun anak tersebut dinilai nakal, hendaknya pihak sekolah dapat memberikan teguran dan pemahaman kepada anak yang bersangkutan. Jangan langsung diberikan tindakan yang bisa menyakiti tubuh anak didik. Dan untuk membentuk pribadi anak yang positif merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan orang tua.
“Guru hanya memberikan pengawasan sewaktu di sekolah, selanjutnya dilakukan orang tua. Jadi, kami mengimbau kepada orang tua untuk jangan pernah menyalahkan guru kalau anaknya bertindak diluar batas kewajaran. Karena peranan orang tua juga penting dalam membentuk kepribadian anak,” imbau Anna.
Yang harus menjadi perhatian semua kalangan, anak-anak jangan dieksploitasi untuk mencapai kepentingan pribadi. Karena anak merupakan aset negara yang harus dilindungi. “Jangan sekali-kali anak dijadikan bahan atau alat untuk mencapai tujuan tertentu demi memperkaya diri sendiri,” tegasnya (05)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar