Terpaksa Berlajar di Perpustakaan dan Laboratorium
STL ULU TERAWAS-Para pelajar SMA Negeri Terawas harus rela belajar dengan kondisi yang seadanya. Kekurangan lokal tidak menyurutkan minat dan semangat mereka belajar meskipun harus belajar di ruang Laboratorim Bahasa dan ruang perputakaan.
Salah seorang wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku sangat menghawatirkan kondisi ini. Ia takut, jika kondisi ini tidak lekas mendapat solusi dari pihak Dinas Pendiidkan (Disdik) Kabupaten Mura, yakni penambahan ruang kelas, dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa-siswi SMA Negeri Terawas. Lokal belajar yang tersedia di SMA ini hanya delapan. Sementara yang dibutuhkan 12 lokal, karena saat ini pelajar yang menimba ilmu di lembaga ini sudah mencapai 468 orang. Buakn itu saja akibat dari rendahnya kualitas pelaksanaan pembangunan sekolah ini oleh pihak kontraktor, bagian lantai ruang kelas dan teras sekolah sudah banyak yang rusak.
Kepala SMA Negeri Terawas, Romli saat dihubungi Koran ini mengakui sekolah yang dipimpinnya masih kekurangan minial lima lokal belajar. Menurut Romli, dua tahun lalu, memang lokal yang disediakan masih cukup untuk menampung peserta didik. Namun, sejak tahun pelajaran 2009/2010 minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMA Negeri Terawas sangat besar. Sampai saat ini, untuk mensiasati agar siswa bisa belajar dengan lebih tenang, sekolah melakukan penyekatan ruang laboratorium bahasa dan memanfaatkan ruangan perpustakaan.
SMA Negeri Terawas merupakan salah satu sekolah standar nasional (SSN) di Kabupaten Mura. Artinya, sekolah ini adalah sekolah yang sudah atau hampir memenuhi Setandar Nasional Pendidikan, yaitu standar sarana dan prasarana, standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan. Lalu standar pula pelaksanaan manajemen, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Romli berharap, pemerintah Kabupaten Mura segera mengabulkan permintaan orang tua/wali siswa, agar kekhawatiran tersebut lekas terpenuhi. Sebab, sekolah juga menginginkan bisa semakin maju dengan fasilitas yang lebih baik. Sehingga generasi bangsa yang menimba ilmu di sekolah tersebut dapat mengukir prestasi di masa depan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mura (Disdik Mura), Edi Iswanto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Program, Yontar, mengatakan kondisi yang dialami siswa SMA Negeri Terawas tersebut sudah diketahui Disdik. Menurut Yontar, dalam waktu dekat Disdik akan mengupayakan penambahan lokal belajar di sekolah ini. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan waktu pelaksanaan pembangunan ruang belajar.
(03)
STL ULU TERAWAS-Para pelajar SMA Negeri Terawas harus rela belajar dengan kondisi yang seadanya. Kekurangan lokal tidak menyurutkan minat dan semangat mereka belajar meskipun harus belajar di ruang Laboratorim Bahasa dan ruang perputakaan.
Salah seorang wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku sangat menghawatirkan kondisi ini. Ia takut, jika kondisi ini tidak lekas mendapat solusi dari pihak Dinas Pendiidkan (Disdik) Kabupaten Mura, yakni penambahan ruang kelas, dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa-siswi SMA Negeri Terawas. Lokal belajar yang tersedia di SMA ini hanya delapan. Sementara yang dibutuhkan 12 lokal, karena saat ini pelajar yang menimba ilmu di lembaga ini sudah mencapai 468 orang. Buakn itu saja akibat dari rendahnya kualitas pelaksanaan pembangunan sekolah ini oleh pihak kontraktor, bagian lantai ruang kelas dan teras sekolah sudah banyak yang rusak.
Kepala SMA Negeri Terawas, Romli saat dihubungi Koran ini mengakui sekolah yang dipimpinnya masih kekurangan minial lima lokal belajar. Menurut Romli, dua tahun lalu, memang lokal yang disediakan masih cukup untuk menampung peserta didik. Namun, sejak tahun pelajaran 2009/2010 minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMA Negeri Terawas sangat besar. Sampai saat ini, untuk mensiasati agar siswa bisa belajar dengan lebih tenang, sekolah melakukan penyekatan ruang laboratorium bahasa dan memanfaatkan ruangan perpustakaan.
SMA Negeri Terawas merupakan salah satu sekolah standar nasional (SSN) di Kabupaten Mura. Artinya, sekolah ini adalah sekolah yang sudah atau hampir memenuhi Setandar Nasional Pendidikan, yaitu standar sarana dan prasarana, standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan. Lalu standar pula pelaksanaan manajemen, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Romli berharap, pemerintah Kabupaten Mura segera mengabulkan permintaan orang tua/wali siswa, agar kekhawatiran tersebut lekas terpenuhi. Sebab, sekolah juga menginginkan bisa semakin maju dengan fasilitas yang lebih baik. Sehingga generasi bangsa yang menimba ilmu di sekolah tersebut dapat mengukir prestasi di masa depan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mura (Disdik Mura), Edi Iswanto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Program, Yontar, mengatakan kondisi yang dialami siswa SMA Negeri Terawas tersebut sudah diketahui Disdik. Menurut Yontar, dalam waktu dekat Disdik akan mengupayakan penambahan lokal belajar di sekolah ini. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan waktu pelaksanaan pembangunan ruang belajar.
(03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar