Selasa, 26 Mei 2009

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DALAM MEWUJUDKAN DAYA SAING SUMBER DAYA INSANI BANGSA (Sebuah Ringkasan)


Tiga Perguruan Tinggi Raksasa Indonesia menjadi World Class University

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UI / Universitas Indonesia


Nama:
Gumilar Rusliwa Somantri (Rektor Termuda Indonesia)
Nama Lengkap:
Prof Dr der Soz (der Sozialwissenschaften), Drs (Doktorandus) Gumilar Rusliwa Somantri
Lahir:
Tasikmalaya, 11 Maret 1963

Jadikan UI Mozaik Indonesia

Rektor Universitas termuda Universitas Indonesia Prof Dr der Soz Gumilar Rusliwa Somantri, yang dilantik Selasa 14 Agustus 2007 berjanji untuk tetap menjadikan UI sebagai kampus rakyat dan mozaik Indonesia. "Siapa saja yang berprestasi, termasuk mereka yang kurang mampu dari seluruh Indonesia, harus bisa kuliah di sini," kata suami Dra Nenden DY W Wasita Kusumah itu.

Berpikir di Luar Kotak

Akhir Juni lalu Prof Dr Gumilar Rusliwa Somantri (44) menerbitkan dua buku sekaligus, "Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Knowledge Based Society: Studi Kasus Universitas Indonesia" (170 halaman) dan "Transformasi Perguruan Tinggi Berbasis Riset dan Berdaya-Usaha: Catatan Pengalaman FISIP UI 2002-2006" (96 halaman). Ia mengubah FISIP UI sejak jadi dekan tahun 2002 berkat kepemimpinan "berpikir di luar kotak" atau "thinking out of the box".

UGM / Universitas Gadjah Mada


Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng. Ph.D.
(Rektor Universitas Gajah Mada)
Guru Besar Fakultas Teknik UGM

Tempat/Tanggal Lahir Klaten, 13 Maret 1947
Agama Islam
Hobi Membaca

Pendidikan

1975 Ir. (Teknik Sipil), UGM
1981 M.Eng. (Water Resistance Engineering), AIT Bangkok, Thailand
1986
Ph.D. (Civil and Environment Engineering), Lowa University, USA

Organisasi


1. Indonesian Engineering Association (PII)

2. Indonesian Hydraulics Engineers Association (HATHI)

3. International Water Resources Association

Publikasi & Karya Tulis


1. Modeling of Monthly Rainfall Internal Distribution (Indonesia)

2. Discharge Estimate of Flood Identification in A Catchment Area (English)

3. Single and Multisite Rainfall Data Regeneration (Indonesia)

4. Simulation of Irrigation Water Requirements Based on Meteorological Variables at A Site Without Rainfall


“Saya punya prinsip satu orang itu sangat terbatas sehingga saya mengikuti aliran yang disebut kecerdasan kolektif. Jadi hal-hal yang saya sampaikan, sebetulnya pikiran kawan-kawan, sebagian mahasiswa, sebagian alumni, sebagian kawan dosen yang ingin memajukan UGM. Ini yang terasa pertama. Saya merasa kewajiban untuk berterima kasih,” paparnya.

Sedangkan hal pertama yang akan dilakukan Pak Djarwadi sebagai Rektor UGM adalah melakukan sejumlah langkah nyata perbaikan di semua lini. Pak Djarwadi mengaku masih merasakan sinergi yang kurang optimal antara mahasiswa dengan tenaga kependidikan. Lalu Pak Djarwadi juga akan memperbaiki efisiensi kerja supaya Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana dengan lebih baik.

“Kalau prinsip saya itu, namanya continous improvement, perbaikan yang kontinyu, terus menerus. Karena itu kan perintah agama. Hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi smua akan selalu kita evaluasi. Apa yang istilahnya sudah kita temukan perbaikannya, kita lakukan koreksi,” paparnya.



ITB / Institut Teknologi Bandung

Nama:
Prof. DR. Ir. Djoko Santoso, M.Sc.
Lahir:
Bandung, 9 September 1953

Jabatan:
Rektor Institut Teknologi Bandung 2005-2010

Pendidikan
• Sarjana (Teknik Geologi), Institut Teknologi Bandung, 1972-1976.
• Post Graduate Diploma (Seismology), International Institute of Seismology and Earthquake Engineering, Tokyo-Jepang, 1978-1979.
• Master of Science (Geotechnical Engineering), Asian Institute of Technology, Bangkok-Thailand, 1980-1982.
• Doktor Ilmu Teknik, Institut Teknologi Bandung, 1986-1990.

Guru Besar teknik geofisika dan Doktor Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB), ini terpilih sebagai Rektor ITB periode 2005-2010 dalam rapat pleno Majelis Wali Amanat (MWA) ITB di Gedung Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin 17 Januari 2005. Pria kelahiran Bandung, 9 September 1953 yang saat terpilih menjabat Ketua Senat Akademik ITB, itu menggantikan Kusmayanto Kadiman, yang telah menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc meraih 18 suara mengungguli dua calon lainnya, yakni Adang Surahman (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan) yang meraih 7 suara dan Satryo Soemantri Brodjonegoro (Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas) tidak memperoleh suara serta 1,15 suara abstain.

Rapat yang dipimpin Ketua MWA ITB HS Dillon dihadiri 19 anggota MWA ITB, termasuk Mendiknas Bambang Sudibyo. Namun, dua di antaranya tidak memiliki hak suara karena ikut sebagai calon rektor, yakni Adang Surahman dan Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Sesuai ketentuan, 17 anggota masing-masing mempunyai satu kartu suara, sementara Mendiknas selaku wakil pemerintah mempunyai 9,15 (sembilan dan lima belas per seratus) kartu suara, atau setara 35 persen dari hak suara yang sah. Jadi yang memilih Djoko Santoso (18 suara) sudah lebih dari 50 persen suara.

Pemilihan Rektor ITB yang berjalan alot ini diawali penyaringan calon oleh panitia pemilihan sesuai tata tertib. Tersaring 17 nomine. Kemudian Majelis Wali Amanat ITB dalam rapat pleno 10 Desember 2004 memilih sepuluh bakal calon dari 17 nomine itu.




Tujuan Seminar

Seminar Nasional Pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional bertujuan:


(1) Untuk mengeksplorasi hingga sejauhmana keberadaan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang bermuara dalam pengungkitan daya saing sumber daya insani bangsa yang berkarakter handal dan bermartabat.

(2) Untuk mengeksplorasi hingga sejauhmana keberadaan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan mampu menjadikan dunia pendidikan di Indonesia berstandar World Class.

Seminar Pendidikan Nasional


PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DALAM MEWUJUDKAN DAYA SAING SUMBER DAYA INSANI BANGSA

Kerjasama

1. UPI Universitas Pendidikan Indonesia

2. ITB Institut Teknologi Bandung

3. Universitas Padjadjaran (UNPAD)

Tempat dan Waktu

1. Seminar akan dilaksanakan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Hari/tanggal : Kamis, 7 Mei 2009

Tempat : Balai Pertemuan kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung


2. Sekretariat Panitia Seminar Nasional Pendidikan bertempat di Kantor Sekretariat Universitas UPI, Gedung Bumi Siliwangi.

Telp./Faksimile : (022) 2001135

Kontak Person :

1. Dr. Sumar Hendayana 08156006772

2. Dra. Rohayati, 08157140032

3. Drs. Sumiyardi, 081321936100

Keterangan

1. Peserta seminar tidak dipungut bayaran

2. Pendaftaran paling lambat hari Senin, tanggal 4 Mei 2009, Pukul 16.00 WIB.

Latar Belakang


Telah diketahui bersama bahwa di Indonesia setiap tahun diselenggarakan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Berkaitan dengan hal ini, sepatutnya harus jelas peringatan tersebut ditempatkan dalam perspektif seperti apa. Perspektif yang dicari adalah yang bersifat jangka panjang yang merupakan visi bangsa yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi bangsa yang dimaksud di sini adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berbunyi sebagai berikut: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah secara sangat jelas menyebutkan bahwa Pemerintah NKRI mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa pada hakekatnya adalah memajukan pendidikan. Upaya untuk mewujudkannya antara lain telah dibuat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Keberadaan kedua Undang-Undang tersebut diharapkan mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Tantangan global dalam bidang pendidikan adalah menjadikan dunia pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia. Atau harus mampu menjadi World Class University. Sesungguhnya upaya untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia berkualitas telah dilakukan oleh Pemerintah, yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berisikan standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan ini difokuskan untuk pendidikan Taman Kanak-Kanak, pendidikan Dasar, Dan pendidikan Menengah. Kualitas yang tinggi dari ketiga pendidikan tersebut akan berdampak terhadap kualitas pendidikan Tinggi.


Keberadaan Standar Nasional Pendidikan ini belum cukup untuk menjadikan pendidikan di Indonesia berkualitas. Standar yang menyangkut berbagai macam isi ini perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam menerapkan SNP sangat bergantung pada kualitas Guru dan Dosen. Untuk meningkatkan kualitas guru dan dosen, dilaksanakan program kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi untuk guru. Sedangkan untuk dosen diberlakukan program kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan jabatan akademik.


Sangat diharapkan keberadaan Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, Kualitas Guru dan Dosen akan mampu mengungkit daya saing sumber daya insani bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia ini. Hal ini harus dapat diwujudkan untuk memperbanyak bukan hanya World Class University saja namun juga harus mampu menjadikan pendidikan TK, SD, SMP, SMA berkualifikasi World Class. Kebijakan menjadikan dunia pendidikan di Indonesia berkualitas dan berdaya saing di dunia Internasional jangan hanya ditempatkan dalam perspektif kebijakan sesaat, namun harus bersifat keberlanjutan.



Materi Seminar


Dalam Seminar Nasional ini dipaparkan materi bahasan sebagai berikut:



No. Judul dan Pembicara

1. Sistem Pendidikan Nasional dalam Perspektif Pembangunan Karakter Bangsa

Biografi Sang Maha Guru, Sumber dari Teh Yatun Romdonah Awaliah (atoen_90@yahoo.co.id)






Oleh: Prof.Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.

Awalnya tidak ada yang mengira bahawa lelaki kelahiran Desa Cigintung, Kecamatan Kawali Ciamis 21 Maret 57 tahun silam ini begitu nyunda, hal itupun terbukti pada saat acara launching Majalah Cahara Bumi Siliwangi dan Ronggeng Gunung di UPI dengan fasih Sunaryo memberikan sambutan dalam bahasa sunda yang begitu ngentep seureuh. Bahkan para inohong Sunda yang hadir saat itu, begitu terkejut dengan ucapan dan sikap sunaryo yang kental dengan adat kesundaan.

Saya tidak menyangka ia begitu kental adat kesundaanya, dalam berbicara memang ia pun begitu ngentep seureuh dan dalam menggunakan undak-usuk basa pun sangat fasih,” ujar Karna Yudibrata, salah seorang inong Sunda yang hadir saat itu.

Belajar bahasa sunda memang dari kecil, semenjak SD sampai sekolah SPG di Ciamis,” jawab putra sulung dari empat bersaudara pasangan H. Sukarta dan Hj Surliah ini, saat ditanya akan hal tersebut.

Kehidupan Sunaryo tidak langsung sukses begitu saja, dengan memegang jabatan penting seperti saat ini. Tetapi ia memulai semuanya dari nol.

Sunaryo mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1957 di SDN 2 Talagasari. Hidup sebagai anak petani dilewatinya dikampung halaman tercinta. Masih terbayang dalam benaknya bagai mana waktu itu, meskipun masih kecil ia harus ikut membantu orangtuanya membajak sawah dan mengembala kambing yang merupakan mata pencarian utama keluarga.

Saat menempuh jalur pendidikan di SMP 1 kawali tahun 1963, Sunaryo memiliki tradisi yang sangat unik. Bila berangkat ke sekolah ia tidak pernah menggunakan alas kaki alias nyeker, dan barulah setelah sampai kesekolah ia pergunakan sepatunya.

Jarak dari rumah ke sekolah kan lima kilometer dilalui dengan berjalan kaki, jadi supaya sepatunya awet, ya biasanya jarang dibawa pulang. Suka disimpan saja, di titipkan di Ibu pemilik warung sekolah, dan digunakan hanya saat sekolah saja. Selain itu juga biasanya kalau mau pergi ke sekolah saya selalu mebekal karung di tas. Kan biasanya sambil pulang sekoal itu sambil ngala rumput untuk kambing. ” kenangnya.

Meskipun tergolong dari keluarga yang pas-pasan, tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bersekolah. Malah hal tersebut dijadikan Sunaryo sebagai motivasi agar kelak menjadi orang sukses dan dicontoh oleh adik-adiknya. Hal itu ia buktikan setelah lulus dari SPG Ciamis tahun 1970 dengan melanjutkan ke jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Bandung.

Kesempatan untuk meraih cita-cita sebagai seorang guru mulai terbuka tatkala lulus pogram diploma ia dipercaya untuk menjadi asisten dosen di almamaternya sendiri sembari melanjutkan kuliah diprogram sarjana.

Semasa kuliah, Sunaryo dimata teman-temanya sebagai sosok yang begitu pintar dan berprestasi. Hal itulah yang menjadikan modal utamanya untuk mempersunting teman sekelasnya sendiri, yang bernama Dra. Euis Misyeti, M.Pd.

Kami teman sekelas, ya biasanyakan dia (Euis–red) suka kesiangan kalau kuliah. Nah biasanya, saya itu selalu menyiapkan kursi kosong disamping saya khusus buat dia, ya karena sering begitu Dosen pun akhirnya pada tahu ‘itu kursi buat Euis ya’. Dan teman-teman sekelas suka menggosipkan kami. Dia awalnya agak marah dengan keadaan itu. Tapi ya lama kelamaan takluk juga ,” jelasnya sambil tertawa terkenang masa lalu, tatkala menceritakan pengalaman masa mudanya bersama sang istri.

Karir akademik Sunaryo berawal pada tahun 1978 saat dipercaya menjadi Sekretaris Jurusan BP FIP IKIP dan kemudian menjadi ketua Jurusan BP FIP IKIP. Hal itu ia lakukan sambil melanjutkan kuliah diprogram pascasarjana. Namun, beberapa tahun kemudian ia berhenti karena harus konsentrasi melanjutkan kuliah di Program S3 Bimbingan konseling yang saat itu lulus masuk tanpa tes.

Saat menempuh pendidikan S3 merupakan momen yang paling berharga bagi Sunaryo karena dengan program sandwich mengharuskannya menempuh beberapa SKS di State University of New York. Saat itulah untuk pertamakalinya Sunaryo bisa mengunjungi Amerika yang sejak dulu diimpikannya.


Universitas Pendidikan Indonesia

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) is now entering the fourth phase of its development since its inception in 1954: Teachers. Training College (PTPG), Institute of Teaching and Educational Sciences (IKIP) Bandung (1963), Universitas Pendidikan Indonesia (1999), and now with its status as a State Chartered University (UPI BHMN) (2004). These various developments, however, do not change UPI.s strong commitment to the field of education, which has become its primary identity of the institution and represents the major contributions that UPI has given to the development of the nation, particularly in the area of national education development, both in implementation and policy-making levels.

As an institution that has been assigned a national mandate to prepare professional teachers and educators at all levels, from kindergarten to university, UPI has taken up the assignment heartfeltfully and realized it into many forms of programs and activities. These programs and activities have always been intended to establish closer relationships between UPI and all its stakeholders in regional, national, and international levels, i.e. members of society at large in this respect, so that all can take advantages from the existence of this university. Therefore, UPI continues to support all its programs and activities by the provision of high quality academic staff, adequate learning facilities, and the application of information and communication technology in university management.

This institutional profile highlights at a glance information about the programs and activities in faculties, departments, institutes, and other supporting units at UPI. We really hope that this information will become a useful reference for all those who are willing to familiarize themselves with the university.



2. Posisi Sistem Pendidikan Nasional dalam Lingkup Kriteria World Class University
Oleh: Prof.Ir. Hang Tuah, MocE., Ph.D.

Institut Teknologi Bandung

3. Tingkat Daya Saing Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia pada Skala Internasional
Oleh: Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc
Rektor Institut Teknologi Bandung

4. Signifikansi Konstribusi Evaluasi, Akreditasi dan Sertifikasi untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan

Prof.Dr.Ir. Ganjar Kunia, DEA
Universitas Padjadjaran (UNPAD)
Rektor Universitas Padjajaran

5. Status Mahasiswa Indonesia sebagai Peserta Didik dalam Mewujudkan Pimpinan Bangsa yang Berkarakter


Prof.Dr. Arief Rahman, M.Pd.
Universitas Negeri Jakarta & Kepala Sekolah Lab. School


6. Dampak Transformasi dari Pengajar ke Pembelajaran terhadap Pengembangan Karakter dan Kecerdasan Peserta Didik
Oleh: Prof.Dr. Supriyoko

Majelis Luhur Pendidikan Taman Siswa

7. Korelasi dan Integrasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di Lingkungan Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi
Oleh: Prof.Dr. Abin Syamsudin Makmun, MA

Sekretaris MWA Universitas Pendidikan Indonesia

8. Keseimbangan antara Pendidikan Tinggi Ilmu-ilmu
Sosial, Budaya, Ekonomi, Sains dan Teknologi di Indonesia, Dampaknya terhadap Peningkatan
Daya Saing Bangsa
Oleh: Prof.Dr. der soz Gumilar Rusliwa Somantri

Rektor Universitas Indonesia

9. Peran Pendidikan Tinggi dalam Penyelenggaraan Pendidikan Politik di Indonesia
Oleh: Ir. Wijayanto, MPP
Universitas Paramadina



diringkas oleh:


Arip Nurahman, Universitas Pendidikan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar