11/09/2008
Oleh : Waldopo
Tak satupun pakar komunikasi ataupun pendidikan yang meragukan akan potensi yang dimiliki televisi jika dimanfaatkan sebagai media pendidikan. Namun sayang kebanyakan kita sebagai orang tua masih belum menyadari hal ini, sehingga kepemilikan pesawat TV yang kini mudah dijumpai hampir di setiap rumah kurang diberdayakan untuk kepentingan tersebut. Anak-anak kita biarkan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menonton tayangan-tayangan televisi yang bersifat hiburan dan sangat sedikit dari para orang tua yang mengarahkan anak-anaknya atau anggota keluarga lainnya untuk menyaksikan tayangan-tayangan televisi yang bersifat mendidik. Padahal sebenarnya banyak tayangan-tayangan televisi yang berisikan materi pendidikan/pembelajaran yang bila kita tonton akan sangat bermanfaat bagi putra-putri kita dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan/pembelajarannya dengan sangat murah. Sebut saja misalnya program-programnya Discovery, National Geography, Sesame Street, Film Kartun Dora, dan Perjalanan Si Bolang untuk anak-anak dan lain-lain yang kini ditayangkan oleh TV-TV swasta. Bahkan Departemen Pendidikan Nasional melalui Pusat teknologi Informasi dan Komunikasi telah merancang, mengembangkan dan memproduksi program-program televisi yang dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran dari tingkat Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Program-program tersebut kini disiarkan melalui sebuah stasiun Televisi Edukasi (TVE) yang dapat diakses dengan menggunakan Parabola atau ditonton melalui stasiun TV lokal. Dengan menyaksikan tayangan program-program televisi tersebut disamping putra-putri kita dapat menyerap materi-materi pendidikan/pembelajaran sebenarnya mereka juga akan terhibur, karena dalam rancangannya mereka selalu memperhatikan faktor hiburan yang sering dikenal dengan program-program edutainment.
Dalam kaitannya dengan potensi televsi sebagai media pendidikan/pembelajaran Brown (1977) berpendapat bahwa televisi mampu memberikan rangsangan, mem-bawa serta, memicu, membangkitkan, mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, memberikan saran-saran, memberikan warna, mengajar, menghibur, mem-perkuat, menggiatkan, menyampaikan pengaruh dari orang lain, memperkenalkan berbagai identitas atau cirri sesuatu, memberikan contoh, proses internalisasi tingkah laku, berbagai bentuk partisipasi, penyesuaian diri dan lain-lain.
Selain itu, media televisi juga merupakan wahana yang kuat pengaruhnya dalam pembentukan pola fikir, sikap dan tingkah laku disamping menambah pengetahuan dan memperluas wawasan masyarakat (Harjoko, 1994). Ahli lain menambahkan bahwa siaran televisi memiliki daya penetrasi yang sangat kuat terhadap kehidupan manusia sehingga ia mampu merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dalam rentang waktu yang relatif singkat. Dengan jangkauannya yang begitu luas, siaran televisi memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan semaksimal bagi kepentingan pendidikan/pembelajaran (Widarto, 1994).
Dari hasil penelitiannya (Dwyer, 1978) melaporkan bahwa 94% materi pendidikan/ pembelajaran diserap peserta oleh didik melalui indera pengilahatan dan pendengaran. Sedangkan 6% sisanya melalui indera pengecap, peraba dan penciuman.
P u s t a k a
Brown, Ray J, Children and Television, Beverly Hills, California: Sage Publication
INC. 1977.
Dwyer, Francis M., Strategy for Improving Visual Learning, State Colege,
Pensylvania: Learning Services, 1978.
Hardjoko, Wiryo Sri, Pendayagunaan Radio dan Televisi Dalam Pendidikan,
Makalah bahan Seminar/Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan 1-3
Februari 1994 (Jakarta: IPTPI, CTPI dan Pustekkoam Depdiknas, 1994).
Siahaan S, Waldopo, dan Anwas M. Oos, Televisi Pendidikan di Era Global, Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Drpdiknas, Jakarta, 2006
Widarto, Suprapti Pendayagunaan Siaran Televisi Pendidikan Sumber Daya
Manusia Makalah bahan Seminar/Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan
1-3 Februari 1994 (Jakarta: IPTPI, CTPI dan Pustekkoam Depdiknas, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar