Oleh arif
Rabu, 09 Juli 2008 09:24:19 Klik: 292 Cetak: 23
Klik untuk melihat foto lainnya...
Geliat penerimaan siswa baru (PSB) tidak hanya terjadi sejumlah SMP dan SMA, tetapi juga pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) yang berada di bawah naungan Departemen Agama (Depag).
Kendati tidak menerapkan sistem PSB online, tetapi sejumlah MAN dan MTsN di Kota Padang dipadati ratusan calon siswa baru. Mereka umumnya melihat pengumuman PSB, kemarin. PSB di Madrasah hanya menggunakan indikator kelulusan dengan nilai SKHUN untuk persyaratan masuk, tetapi juga ujian baca tulis Alquran dan praktik ibadah. Seperti di MAN 2 Padang dan MTsN Gunung Pangilun Padang.
MAN 2 Padang mengumumkan 289 siswa baru diterima dari 506 pelamar dari berbagai sekolah. Baik dari pesantren, MTsN maupun SMP. Setiap siswa yang diterima, sejak kemarin sudah bisa melangsungkan pendaftaran ulang hingga hari ini.
Saat pendaftaran ulang, setiap siswa dikenakan biaya Rp900 ribu. Biaya tersebut digunakan untuk pembayaran uang pakaian yang telah disiapkan pihak sekolah. Reni (30), salah seorang orang tua siswa yang baru yang diterima di MAN 2 Padang mengeluhkan dengan harga tersebut.
“Biaya daftar ulang ini tidak dipampangkan di papan pengumuman. Saya baru tahu biaya saat melakukan pendaftaran,” tuturnya kesal. “Terpaksa saya pulang dulu mengambil uang ke rumah. Ini menghabiskan waktu saya. Uang tersebut, kata petugas untuk biaya pakaian,” tambahnya.
Ketua Panitia PSB MAN 2 Padang Yusmal Yani kepada Padang Ekspres mengatakan di MAN 2 Padang mengatakan, penentuan siswa diterima dan tidak dilihat dari nilai SKHUN. “Nilai SKHUN tinggi tidak menjamin seseorang diterima langsung pihak sekolah. Sebab saat pendaftaran, calon siswa harus mengikuti ujian ujian baca tulis Alquran dan praktik ibadah,” kata Yusmal yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan.
Ditegaskannya, penerimaan siswa baru di MAN 2 Padang tidak bisa menggunakan sistim online. Mereka harus mengikuti ujian secara manual. “Perankingan siswa diterima di sini dari hasil penggabungan nilai tes, SKHUN, dan nilai rapor siswa di sekolah sebelumnya dari semester satu hingga kelima,” tegasnya.
Yusmal menampik madrasah dijadikan pilihan kedua oleh orang tua dan calon siswa. Sebab sekolahnya hingga saat ini masih diminati banyak calon siswa. “Kebanyakan siswa yang masuk dari MAN 2 Padang atau Madrasah dari MTsN dan pondok pesantren. Sedangkan dari sekolah umum tidak banyak. Tahun MAN 2 Padang menerima siswa dari SMP hanya 69 dari 161 pendaftar.
Ditambahkannya penetapan pembelian pakaian seragam di sekolah, karena MAN 2 Padang memiliki standar model seragam. “Kita memiliki model seragam berbeda sekolah umum. Khusus untuk perempuan kita menggunakan mudawarah bukan jilbab. Pemakaiannya lebih rapi dan tidak mudah rusak,” jelas pria berkumis tebal ini.
Sementara itu suasana senada juga terlihat di MTsN Model Gunung Pangilun Padang. Di sekolah ini menerima 348 orang dari 1239 pendaftar. Pendaftar di sekolah ini banyak berasal dari SD negeri. Penerimaan di sekolah ini juga sama dengan MAN 2 Padang, dengan melakukan ujian tulis baca Alquran dan praktik sholat.
Dalam ujian itu, siswa diiklasifikasikan sangat lancar, lancar, tidak lancar, dan tidak bisa. “Calon siswa yang tidak bisa baca tulis baca Alquran tidak dapat diterima. Walaupun nilainya tinggi. Sedangkan calon siswa yang sangat lancar akan ditempatkan di kelas khusus untuk membinanya di kelas seni Alquran. Sebab di MTsN terdapat dua orang guru yang merupakan Qori dan Qoriah,” jelas Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Amrizal N.
Ditambahkannya setiap siswa yang diterima dianjurkan membayar biaya pakaian Rp440 ribu untuk putra dan Rp480 ribu untuk putri. “Biaya pakaian itu untuk memudahkan orang tua murid menyiapkan pakaian sekolah. Sebab waktu siswa dinyatakan diterima dengan waktu pertama sekolah sangat singkat,” terang Am.
Sumber: Padang Ekspres, edisi Rabu, 8 Juli 2008/(mg7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar