Si argo mendapat tugas dari gurunya untuk membuat cerita mengenai cita-citanya. Saat dirumah si argo mulai membuat cerita mengenai cita-citanya itu.
Karena ayahnya seorang pelatih kuda miskin dan dari keluarga yang sangat kekurangan, si argo terobsesi dan memiliki mimpi bahwa bila besar nanti dia akan memiliki tempat pelatihan kuda yang seluas 400 hektar dan rumah sebesar 400 meter persegi.
Dalam karangannya tadi dia membicarakan mengenai impiannya membuat sebuah pelatihan kuda yang sangat luas. Tanpa terasa karangannya tadi menghabiskan 7 helai kertas. Paginya ia pun langsung memberikan tugas rumahnya tersebut kepada gurunya.
Setelah 1 minggu berlalu dan akhirnya tugas tersebut dikembalikan dan diberi nilai oleh gurunya. Tapi betapa kagetnya Argo karena karangannya mendapatkan nilai F dan terdapat catatan dari gurunya "setelah jam pelajaran temui saya di kantor".
Saat di kantor argo dimarahi habis2an oleh gurunya karena karangannya katanya tidak masuk akal dan tidak akan tercapai.”argo kamu itu sudah gila,kamu itu hanya anak seorang pelatih kuda miskin dan tak mungkin kamu akan membangun pelatihan kuda seluas 400 hektar” kata si guru.”kamu saya beri waktu 1 minggu untuk mengganti karangan tersebut dan nilaimu juga bisa saya ganti bila kamu membuat karangan yang lebih masuk akal” kata guru itu lagi.
Lalu setelah Argo pulang ke rumah bertanya pada ayahnya. “Ayah saya memiliki mimpi untuk membangun pelatihan kuda seluas 400 hektar tapi kata guru saya mimpi itu tak akan pernah tercapai dan hanyalah omong kosong belaka, karena saya hanyalah anak orang miskin .Lalu saya disuruh mengganti mimpi saya itu menjadi mimpi yang lain yang sesuai dan masuk akal” kata si Argo”. "Nak mimpimu adalah masa depanmu jadi terserah kamu,kamu mau menggantinya atau tidak" jawab ayah si Argo dengan bijaksana dan sabar. “Baiklah ayah ,terima kasih atas pendapatmu” kata si Argo.
Seminggu kemudian si argo tetap membawa karangannya yang dulu, yang bercerita tentang pelatihan kuda dan peternakan kuda seluas 400 hektar dan dikumpulkan lagi kepada gurunya namun kali ini dia menambahkan tulisan "biarkanlah nilai F tetap terpajang menjadi nilaiku namun inilah impianku tidak akan pernah bisa tergantikan dengan impian yang lainnya".
Setelah berpuluh puluh tahun berlalu si argo akhirnya beranjak dewasa dan dia akhirnya bisa menggapai mimpinya untuk memiliki peternakan dan pelatihan kuda seluas 400 hektar juga sebuah rumah seluas 400 meter persegi.
Suatu hari secara tidak sengaja gurunya datang ke tempat pelatihan kudanya dan bertemu dengan Argo dan kali ini si guru hanya bisa berkata “kamu hebat nak,maafkan aku bila dulu telah melarangmu bermimpi seperti ini. Aku salut padamu, aku telah lalai menjadi seorang guru yang hanya bisa merenggut mimpi anak-anak sepertimu”kata si guru pada argo.
Dalam cerita tersebut jelas sudah bagaimana mimpi merupakan inspirasi untuk bisa maju lebih ke depan.kita tinggal memilih menjadi seperti argo si pemimpi yang berusaha mengejar mimpi atau guru yang suka merenggut mimpi anak didik kita.
Sumber : Cerita Tak Bertuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar