f- Sulis/Linggau Pos
PEMBINAAN : Ketua ANN Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau, Aris Noman sedang melakukan pembinaan terhadap anggota ANN di Mushola SMA Negeri 1 Lubuklinggau, Minggu (23/1).
Eksistensi ANN Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau
Dalam hal bermain musik dan seni suara, potensi kawula muda di Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kota Lubuklinggau tidak diragukan lagi. Hingga 2011, lebih dari 10 band eksis dalam berbagai event-event besar yang dihelat. Namun, bagaimana dengan perkembangan nasyid. Berikut laporannya.
Sulis, Lubuklinggau
Nasyid dikenal sebagai salah satu seni Islami, biasanya ditampilkan dalam nyanyian mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, atau sejenisnya. Sebagian besar nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.
Demikian garis besar nasyid yang digambarkan Ketua Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN) Perwakilan Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kota Lubuklinggau, Aris Nopan, ketika berbincang dengan koran ini, Minggu (23/1) di SMA N 1 Lubuklinggau.
Lantas bagaimana dengan nasyid di Kabupaten Musi Rawas (Mura dan Kota Lubuklinggau? Aris Nopan mengakui penyuka nasyid baik di Kabupaten Mura maupun Kota Lubuklinggau sebenarnya cukup besar. Demikian halnya dengan tim nasyid, hampir setiap sekolah maupun pondok pesantren mungkin memiliki tim nasyid. Namun, secara riil belum keseluruhan tim nasyid terdata dengan lengkap. Demikian juga dengan pembinaan baik moral maupun kualitas tim tersebut. Oleh sebab itulah, ANN terbentuk untuk mendata, membina, sekaligus mensolidkan persatuan seluruh tim nasyid di Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau.
Sejak berdirinya ANN Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau Juli 2010, berdasarkan data yang dihimpun ANN, jumlah tim nasyid yang ada lebih kurang 17 grup, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan umum.
Ke-17 grup nasyid tadi, sebagian besar berjalan sendiri-sendiri. Ketika bergabung bersama ANN, 17 grup tesebut baru dapat mengenal lebih dalam mengenai nasyid yang sesungguhnya. Pelantun nasyid bukan hanya dituntut untuk sempurna dalam penampilan dan kualitas suara, namun juga harus dibarengi dengan kualitas moral yang bisa menjadi tauladan. Sehingga dakwah yang disampaikannya melalui lagu, dapat dengan mudah diterima masyarakat karena sikap dan perbuatan sang pelantun nasyid yang sesuai dengan isi dakwahnya.
Guna mensolidkan seluruh tim nasyid yang tergabung, ANN menggunakan tiga konsep utama. Diantaranya, pembinaan secara moral, pembinaan teknis, dan pembinaan manajemen organisasi. Untuk melancarkan tiga konsep pembinaan ini, ANN dibantu oleh Mulyadi, Benny Arnas dan Sumali. Pertemuan ANN dilakukan satu kali dalam satu bulan.
Konsep pembinaan secara moral, dilakukan dengan cara membiasakan anggota untuk tepat waktu dalam menjalankan salat lima waktu. Selain itu, dengan menyajikan beberapa diskusi terkait dengan nasyid sekaligus makna-makna yang terkandung dalam setiap lirik.
Sedangkan dalam pembinaan teknis, Benny Arnas sebagai pembina utamanya akan melatih vokal para pelantun nasyid ini. Selain itu, anggota juga akan diberikan beberapa tips dan pengetahuan mengenai penampilan sekaligus cara untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas vokal ketika tampil.
Dan dalam hal pembinaan manajemen organisasi, anggota akan diberikan banyak inspirasi maupun masukan agar bisa menjaga kesolidan dalam grup nasyid.
“Kami berharap dengan tergabungnya grup nasyid di ANN, akan memberikan satu semangat bagi para pelantun nasyid untuk mengembangkan bakatnya dan menjaga kualitasnya agar bisa terus berkreasi, berinovasi dan meraih prestasi. Oleh sebab itu, bagi grup nasyid yang belum bergabung, bisa langsung datang ke sekretariat ANN, di Jalan Batu Urip Taba, No 12 RT 6, Kelurahan Batu Urip,” jelas mahasiswa STKIP PGRI semester III ini. (*)
Nasyid dikenal sebagai salah satu seni Islami, biasanya ditampilkan dalam nyanyian mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, atau sejenisnya. Sebagian besar nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.
Demikian garis besar nasyid yang digambarkan Ketua Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN) Perwakilan Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kota Lubuklinggau, Aris Nopan, ketika berbincang dengan koran ini, Minggu (23/1) di SMA N 1 Lubuklinggau.
Lantas bagaimana dengan nasyid di Kabupaten Musi Rawas (Mura dan Kota Lubuklinggau? Aris Nopan mengakui penyuka nasyid baik di Kabupaten Mura maupun Kota Lubuklinggau sebenarnya cukup besar. Demikian halnya dengan tim nasyid, hampir setiap sekolah maupun pondok pesantren mungkin memiliki tim nasyid. Namun, secara riil belum keseluruhan tim nasyid terdata dengan lengkap. Demikian juga dengan pembinaan baik moral maupun kualitas tim tersebut. Oleh sebab itulah, ANN terbentuk untuk mendata, membina, sekaligus mensolidkan persatuan seluruh tim nasyid di Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau.
Sejak berdirinya ANN Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau Juli 2010, berdasarkan data yang dihimpun ANN, jumlah tim nasyid yang ada lebih kurang 17 grup, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan umum.
Ke-17 grup nasyid tadi, sebagian besar berjalan sendiri-sendiri. Ketika bergabung bersama ANN, 17 grup tesebut baru dapat mengenal lebih dalam mengenai nasyid yang sesungguhnya. Pelantun nasyid bukan hanya dituntut untuk sempurna dalam penampilan dan kualitas suara, namun juga harus dibarengi dengan kualitas moral yang bisa menjadi tauladan. Sehingga dakwah yang disampaikannya melalui lagu, dapat dengan mudah diterima masyarakat karena sikap dan perbuatan sang pelantun nasyid yang sesuai dengan isi dakwahnya.
Guna mensolidkan seluruh tim nasyid yang tergabung, ANN menggunakan tiga konsep utama. Diantaranya, pembinaan secara moral, pembinaan teknis, dan pembinaan manajemen organisasi. Untuk melancarkan tiga konsep pembinaan ini, ANN dibantu oleh Mulyadi, Benny Arnas dan Sumali. Pertemuan ANN dilakukan satu kali dalam satu bulan.
Konsep pembinaan secara moral, dilakukan dengan cara membiasakan anggota untuk tepat waktu dalam menjalankan salat lima waktu. Selain itu, dengan menyajikan beberapa diskusi terkait dengan nasyid sekaligus makna-makna yang terkandung dalam setiap lirik.
Sedangkan dalam pembinaan teknis, Benny Arnas sebagai pembina utamanya akan melatih vokal para pelantun nasyid ini. Selain itu, anggota juga akan diberikan beberapa tips dan pengetahuan mengenai penampilan sekaligus cara untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas vokal ketika tampil.
Dan dalam hal pembinaan manajemen organisasi, anggota akan diberikan banyak inspirasi maupun masukan agar bisa menjaga kesolidan dalam grup nasyid.
“Kami berharap dengan tergabungnya grup nasyid di ANN, akan memberikan satu semangat bagi para pelantun nasyid untuk mengembangkan bakatnya dan menjaga kualitasnya agar bisa terus berkreasi, berinovasi dan meraih prestasi. Oleh sebab itu, bagi grup nasyid yang belum bergabung, bisa langsung datang ke sekretariat ANN, di Jalan Batu Urip Taba, No 12 RT 6, Kelurahan Batu Urip,” jelas mahasiswa STKIP PGRI semester III ini. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar