LUBUKLINGGAU-Menjelang pelaksanaan Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) yang tinggal beberapa minggu lagi, sebagian besar satuan sekolah sudah melakukan persiapan. Salah satunya menambah jam belajar bagi calon peserta UN.
Disamping menambah jam belajar, peserta didik juga harus mempersiapkan mental. Proses ini dinilai penting agar peserta UN bisa lebih siap menghadapi soal yang diuji. Demikian jelas Psikolog sekaligus Anggota Himpunan Psikologi Indonesia(HPI), Irwan Tony, kepada wartawan koran ini, Senin (24/1).
Mental yang dibangun bukan untuk mempersiapkan kemungkinan lulus atau tidak. Namun, kesiapan mental yang dimaksud bertujuan untuk membangun kepercayaan diri, agar peserta didik lebih siap dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
“Dikhawatirkan karena peserta didik tidak percaya diri, berdampak pada konsentrasi mereka. Sehingga hasil yang ingin dicapai bisa saja meleset. Tentu baik orang tua, guru, maupun siswa itu sendiri tidak menginginkan ini terjadi. Oleh sebab itulah, jauh hari sebelum pelaksanaan ujian, mental anak perlu dibangun lebih baik,” jelas pria, yang beralamat di Jalan Nias RT 03 Nomor 59, Lubuklinggau Timur I.
Irwan Tony menjelaskan, beberapa orang yang berperan untuk membangun kesiapan mental ini adalah guru, orang tua dan siswa itu sendiri. Hal penting yang harus dilakukan orang tua, yaitu selalu menjaga agar suasana rumah tenang dan nyaman. Kedua, jangan pernah sekalipun menakut-nakuti anak tersebut tidak lulus. Ketiga, jangan membandingkan dengan anak yang lain.
Sementara yang harus dilakukan guru, adalah memotivasi siswa agar mau belajar. Sekaligus memberikan semangat agar siswa jangan sampai mempunyai gambaran tidak lulus. Sekaligus membangun keoptimisan agar mereka lebih enjoy menghadapi ujian.
Kepala MAN 2 Lubuklinggau, Muhammad Rais, menjelaskan dalam mempersiapkan ujian ini, ia bersama guru di MAN 2 terus memberikan motivasi terhadap 85 siswanya yang akan mengikuti US dan UN.
Selain memberikan tambahan jam belajar, MAN 2 Lubuklinggau bekerja sama dengan Forum Guru Profesional (FGP) mengadakan kegiatan try out yang akan dilaksanakan Februari mendatang. Try out ini diberikan agar siswa-siswi lebih memiliki gambaran akan peluang-peluang soal yang kemungkinan muncul dalam ujian. Dengan tetap mengacu pada indikator yang terlampir dalam Permendiknas Nomor 46 tahun 2010, tentang mekanisme penyelenggaraan UN.
Dan dalam hal kesiapan mental, Muhammad Rais selalu meminta kepada guru bersangkutan untuk memberikan saran dan motivasi kepada calon peserta ujian. “Dengan mengevaluasi hasil ujian tahun-tahun sebelumnya, MAN 2 Lubuklinggau mencoba menginovasi teknik penyelesaian soal. Terutama mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika. Dengan cara ini, harapannya siswa akan lebih percaya diri, sehingga mereka lebih siap menghadapi UN,” kata pria berkacamata ini. (03)
Disamping menambah jam belajar, peserta didik juga harus mempersiapkan mental. Proses ini dinilai penting agar peserta UN bisa lebih siap menghadapi soal yang diuji. Demikian jelas Psikolog sekaligus Anggota Himpunan Psikologi Indonesia(HPI), Irwan Tony, kepada wartawan koran ini, Senin (24/1).
Mental yang dibangun bukan untuk mempersiapkan kemungkinan lulus atau tidak. Namun, kesiapan mental yang dimaksud bertujuan untuk membangun kepercayaan diri, agar peserta didik lebih siap dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
“Dikhawatirkan karena peserta didik tidak percaya diri, berdampak pada konsentrasi mereka. Sehingga hasil yang ingin dicapai bisa saja meleset. Tentu baik orang tua, guru, maupun siswa itu sendiri tidak menginginkan ini terjadi. Oleh sebab itulah, jauh hari sebelum pelaksanaan ujian, mental anak perlu dibangun lebih baik,” jelas pria, yang beralamat di Jalan Nias RT 03 Nomor 59, Lubuklinggau Timur I.
Irwan Tony menjelaskan, beberapa orang yang berperan untuk membangun kesiapan mental ini adalah guru, orang tua dan siswa itu sendiri. Hal penting yang harus dilakukan orang tua, yaitu selalu menjaga agar suasana rumah tenang dan nyaman. Kedua, jangan pernah sekalipun menakut-nakuti anak tersebut tidak lulus. Ketiga, jangan membandingkan dengan anak yang lain.
Sementara yang harus dilakukan guru, adalah memotivasi siswa agar mau belajar. Sekaligus memberikan semangat agar siswa jangan sampai mempunyai gambaran tidak lulus. Sekaligus membangun keoptimisan agar mereka lebih enjoy menghadapi ujian.
Kepala MAN 2 Lubuklinggau, Muhammad Rais, menjelaskan dalam mempersiapkan ujian ini, ia bersama guru di MAN 2 terus memberikan motivasi terhadap 85 siswanya yang akan mengikuti US dan UN.
Selain memberikan tambahan jam belajar, MAN 2 Lubuklinggau bekerja sama dengan Forum Guru Profesional (FGP) mengadakan kegiatan try out yang akan dilaksanakan Februari mendatang. Try out ini diberikan agar siswa-siswi lebih memiliki gambaran akan peluang-peluang soal yang kemungkinan muncul dalam ujian. Dengan tetap mengacu pada indikator yang terlampir dalam Permendiknas Nomor 46 tahun 2010, tentang mekanisme penyelenggaraan UN.
Dan dalam hal kesiapan mental, Muhammad Rais selalu meminta kepada guru bersangkutan untuk memberikan saran dan motivasi kepada calon peserta ujian. “Dengan mengevaluasi hasil ujian tahun-tahun sebelumnya, MAN 2 Lubuklinggau mencoba menginovasi teknik penyelesaian soal. Terutama mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika. Dengan cara ini, harapannya siswa akan lebih percaya diri, sehingga mereka lebih siap menghadapi UN,” kata pria berkacamata ini. (03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar