MUARA BELITI-Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang sisosialisasikan September 2010 lalu, baru dapat direalisasikan di sejumlah SD di Kabupaten Musi Rawas (Mura), November lalu. Kondisi ini mengakibatkan, penyaluran yang seharusnya sudah selesai dipenghujung 2010, masih menyisakan tiga kali PMTAS yang belum diserahkan kepada siswa-siswi SD se-Kabupaten Mura.
Demikian jelas Imam Hanafi, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Mura ketika ditemui wartawan koran ini, Rabu (12/1).
Ia mengungkapkan, tersendatnya proses penyaluran tersebut disebabkan karena dana untuk merealisasikan PMTAS baru cair November lalu. Sehingga 2.000 petugas khusus yang menangani PMTAS baru bisa bergerak November. Akhirnya pencapaian target 54 kali PMTAS per tahun ke 428 SD se Kabupaten Mura ini belum dapat diselesaikan.
Rencananya, akhir akhir Januari nanti tiga kali penyaluran PMTAS 2010 yang tersisa sudah selesai. Dengan demikian, guna mengetahui hasil dari program PMTAS tersebut, akan dilakukan pengecekan kondisi fisik, keaktifan, dan kesehatan terhadap siswa-siswi yang menerima PMTAS ini.
“Saat ini kita belum bisa menyimpulkan hasil dari program PMTAS ini. Nah, akhir Januari ini baru akan dilakukan pengecekan ulang. Setelah sebelumnya September 2010 lalu dari tim kesehatan sudah melakukan pengukuran berat dan tinggi siswa-siswi. Jadi kami akan mengetahui hasilnya nanti setelah pengecekan kedua selesai,” jelas Imam Hanafi.
Pengelolaan PMTAS ini diserahkan kepada SD yang bersangkutan secara langsung, terdiri dari Kepala Sekolah, Guru UKS, PKK setempat, Tim Kesehatan dan Komite Sekolah. Berdasarkan realisasi yang dilakukan dalam PMTS ini, bahan baku makanan tambahan yang diberikan kepada anak-anak tersebut berasal dari lokasi sekitar sekolah diantaranya ubi, ketan, beras, kacang tanah dan sebagainya. Bahan pangan itu dioleh menjadi makan ringan dengan meliwatkan peran serta masyarakat termasuk kalangan ibu-ibu dari PKK. Sehingga dipastikan bergizi, bahkan para penjual makanan dan minuman ringan di seputar setiap sekolah, secara bertahap dan persuasif bisa diarahkan dapat menyediakan makanan murah bergizi.
Diharapkan setiap penerima PMTAS itu, kualitas gizi serta prestasi akademiknya bisa meningkat. Selain itu program ini juga sebagai upaya pembinaan kerohanian karena sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan diwajibkan berdo’a bersama, juga harus mencuci tangan.
“Dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam pengadaan makanan tambahan ini, ternyata juga mampu membantu perekonomian masyarakat, sebab bahan baku makanan bergizinya bersumber dari masyarakat sekitar sekolah, dengan porsi setiap siswa 300 kilo kalori dan lima gram protein,” jelas Imam Hanafi.
Selain itu, menurut informasi dari beberapa kepala SD di Kabupaten Mura, meskipun PMTAS ini hanya diberikan 3 kali per minggu, ternyata mampu membuat tabungan siswa meningkat. Lantaran siswa tidak perlu lagi membeli jajan.
Di Kabupaten Mura, jumlah siswa penerima PMTAS lebih kurang 55.000 siswa, dari 428 SD.
Disajikan sebanyak 54 kali, masing-masing dengan alokasi anggaran kebutuhan makanan setiap siswa Rp 2.300. PMTAS ini dikelola sekolah serta institusi teknis terkait lainnya.
Biaya Rp 2.300 setiap makan per siswa tersebut, termasuk biaya operasionalnya untuk pengadaan kemasan makanan dan transfortasi. Sementara itu, untuk program PMTAS 2011, Imam Hanafi belum bisa memastikan kejelasannya.
Ia berharap, 2011 ini frekuensi penyaluran PMTS bisa ditambah. Sehingga kemungkinan besar, harapan yang ingin dicapai bisa tercapai maksimal.(03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar